3 Tidak Terpengaruh dengan Sikap Orang Sombong. Orang sombong memang sikapnya selalu bisa menggelitik dan memancing emosi orang lain. Namun cara menghadapi Terjemahanfrasa ORANG SOMBONG dari bahasa indonesia ke bahasa inggris dan contoh penggunaan "ORANG SOMBONG" dalam kalimat dengan terjemahannya: Orang sombong berpikir bahwa waktunya adalah hal bahasa indonesia. terhadap orang sombong. the arrogant. dengan orang yang sombong. an arrogant person. sebagai orang yang sombong. Orangyang sombong itu ibarat orang yang berdiri diatas gunung dia melihat orang lain kecil. Orang bijak akan merasa malu jika tindakannya tidak lebih baik dari kata katanya 23. Kata mutiara untuk orang sombong dengan hartanya. Kata Kata Jangan Sombong Dengan Harta . 100 Kata Kata Bijak Untuk Orang Sombong Dan Angkuh Juproni Quotes Akibatdari Sifat Sombong: Tidak Senang Terhadap Kemajuan yang Dicapai Orang Lain Foto: Unsplash. Sebagai muslim, manakala kita mendapati muslim lainnya atau orang lain meskipun bukan musim memperoleh kemajuan yang baik secara wajar, semestinya kita turut bergembira atas kemajuan tersebut dan mengucapkan selamat kepada seseorang yang memperoleh Sombongialah sifat seseorang yg lebih condong ke sifat pamer, seseorang yg biasa menunjukan suatu hal yg ia miliki untuk tujuan menimbulkan rasa kagum orang lain terhadap dirinya bisa disebut ia sombong. Cuek merupakan salah satu sifat seseorang yg tidak mempedulikan keadaan sekitarnya, bisa jadi karena ia merasa itu bukan urusannya. TanyaBolehkah menyombongkan diri terhadap orang-orang kafir? ~A.Muis Muallim @AMuisM Jawab: Akhi fillahKepada siapa pun, kita dilarang sombong, baik kepada non-Muslim apalagi kepada sesama Muslim. Allah SWT berfirman, “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka JadiSebelum AR lupa ingatan terhadap teman2nya, dia ini dulu adalah sahabat saya waktu SMA. Kami punya geng di kelas yang isinya 3 orang cewe (termasuk saya dan AR) dan 2 orang cowo. Saya pernah di suatu titik di hidup saya menjadi orang paling sombong di dunia, hingga saya berani merendahkan ibu saya sendiri. Saya bisa begitu karena saya d3kD. Jakarta Sombong adalah sebuah sifat yang dianggap negatif. Kendati demikian, sifat ini tak sepenuhnya buruk karena bisa mendatangkan kesuksesan. Berikut lima alasan kesombongan bisa mengarah pada kesuksesan seperti dilansir Psychologytoday. Orang sombong mengekspresikan kemarahan Kesombongan telah ditemukan berhubungan positif dengan ekspresi kemarahan Johnson et al 2010. Dengan demikian, orang lain yang sombong mungkin akan menyerang siapa pun. Dan ini bisa menakutkan. Di sisi lain, intimidasi semacam ini merupakan pendekatan gelap untuk sukses. Orang sombong itu sulit Johnson et al 2010 juga menemukan bahwa orang-orang yang dinilai sombong cenderung memiliki skor sangat rendah pada sifat kepribadian kesesuaian. Dengan kata lain, mereka adalah orang-orang yang sulit. Pikirkan tentang terakhir kali Anda berdebat dengan orang yang benar-benar sulit. Sungguh menyakitkan, bukan? Terkadang yang terbaik adalah menyerah dan melupakannya dan hasilnya orang-orang yang sombong mendapat manfaatnya. Orang arogan dominan Johnson et al. 2010 juga menemukan bahwa orang sombong mendapat nilai tinggi pada ukuran dominasi sosial. Dan dominasi dapat memiliki semua jenis manfaat. Orang yang dominan secara sosial memiliki dorongan untuk mendapatkan kekuatan. Dan bahkan ada kondisi di mana dominasi sosial menarik dalam diri pasangan lihat Geher & Kaufman, 2013. Orang sombong berpikir bahwa mereka lebih unggul Sementara kesombongan tidak persis sama dengan narsisme, sifat-sifat ini memang memiliki beberapa ciri. Pada titik ini, Johnson et al. 2010 menemukan bahwa orang sombong mendapat skor lebih tinggi pada ukuran perasaan superior dibandingkan orang lain. Jadi, orang-orang yang sombong sepertinya menganggap mereka lebih unggul, dan itu sesungguhnya benar. Perasaan diri yang melambung seperti itu sering kali dapat mengarah pada berbagai manfaat sosial lihat Krueger, 1998. Orang sombong menyerang individu Johnson et al. 2010 menemukan bahwa orang sombong lebih cenderung menyerang orang secara individu daripada masalahnya. Pernah mencoba memperdebatkan masalah dengan seseorang, dan kemudian tiba-tiba menjadi masalah pribadi? Itu berarti Anda sedang berhadapan dengan orang sombong. Kesombongan berperan dalam dinamika yang tidak menyenangkan ini. Hal ini adalah bentuk dari intimidasi dan itu bisa berguna untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini? YDH JAKARTA - "Sombong itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia." HR Muslim. Demikian peringatan keras Rasulullah SAW terhadap orang-orang yang bersikap sombong. Banyak hal dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dikategorikan kesombongan. Celakanya, kerap kali kita tidak menyadarinya. Ulama terkemuka Arab Saudi, Syekh Muhammad Shalih al-Utsaimin, dalam bukunya, Halal Haram dalam Islam, mencontohkan beberapa sikap sombong, di antaranya membantah guru, memperpanjang pembicaraan, serta menunjukkan adab buruk kepadanya. "Bentuk kesombongan lain adalah menganggap rendah orang yang telah memberikan masukan kepadamu hanya karena dia berasal dari kalangan yang lebih rendah darimu," kata al-Utsaimin. Ini banyak menimpa para penuntut ilmu. Bila ada seseorang yang mengabarkan sesuatu sedangkan pemberi kabar itu posisi keilmuannya lebih rendah darinya, dia menganggap rendah berita itu dan tak mau menerimanya. Padahal, seperti termaktub dalam kitab Al-'Ilmi, ilmu akan menghindar dari orang yang sombong dan selalu merasa dirinya lebih tinggi dari yang lain. Ibarat air, ia selalu menghindari tempat yang tinggi. Sebab, tempat yang tinggi akan menyingkirkan aliran air ke kanan atau kiri dan tidak akan ada yang tergenang di atasnya. Begitu pula halnya dengan ilmu, tidak akan menetap bersama kesombongan dan keangkuhan, bahkan bisa jadi ilmu itu tercabut karena kesombongan tersebut. Karena sifat sombongnya, seseorang selalu menganggap apa yang diucapkannya benar, sedangkan orang lain salah. Orang sombong, menurut al-Utsaimin, biasanya gila pujian. Jika mengetahui banyak orang memujinya, ia girang bukan main dan bertambahlah keangkuhannya. Selain karena merasa banyak ilmu, tak sedikit pula orang yang menjadi sombong lantaran banyak harta. Namun, ada pula orang yang tidak kaya alias miskin tapi masih saja sombong. Tentang hal ini, Rasulullah SAW juga memberi peringatan lewat sebuah Hadis "Orang fakir yang berlaku sombong termasuk orang-orang yang tidak akan diajak berbicara oleh Allah pada hari kiamat. Allah juga tidak akan menyucikan, tidak akan memandang mereka, dan bagi mereka azab yang pedih." HR Muslim. Seorang yang alim atau memiliki pengetahuan agama yang baik, menurut al-Utsaimin, tidak selayaknya bersikap seperti orang kaya, di mana setiap kali bertambah ilmunya bertambah pula kesombongannya. Mestinya, setiap kali bertambah ilmu bertambah pula tawadhunya rendah hati. Contohlah akhlak Nabi Muhammad SAW. Beliau senantiasa tawadhu pada kebenaran dan tawadhu pula kepada sesama. Lantas, jika suatu kali terjadi benturan antara tawadhu pada kebenaran dan tawadhu pada manusia, manakah yang harus diutamakan? Mengutip kitab Al-'Ilmi, al-Utsaimin menegaskan, tawadhu pada kebenaran lebih diutamakan. "Misalnya, jika ada orang yang mencela kebenaran dan merasa bangga bermusuhan dengan orang yang mengamalkan kebenaran, maka dalam kondisi ini engkau tidak boleh bersikap tawadhu kepadanya. Debatlah orang itu sekali pun ia menghina atau memakimu. Bagaimanapun engkau harus menolong kebenaran." sumber Dialog Jumat Republika Oleh Hermansyah SEJATINYA sombong adalah menyakit hati. “Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang HR. Muslim. Penolakan terhadap kebenaran dan meremehkan orang lain itu muculnya dalam hati. Kadang diekspresikan dan diketahui oleh orang lain. Namun bisa juga terpendam dalam hati seseorang. Karenanya yang paling tahu sombong dan tidaknya seseorang hanya Allah dan yang bersangkutan. Agen spiritual kesombongan adalah Iblis. Iblis tahu dan percaya adanya Allah. Iblis tahu bahwa Allah pencipta dan pengatur alam semesta. Namun karena melihat asal kejadiannya dari api yang dianggap lebih baik dari asal kejadian Adam yang dari tanah telah menjadikan Iblis sebagai makhluk yang sombong. Kesombongan itu menyebabkan ia durhaka atas perintah Sang Penciptanya, Allah SWT. Allah berfirman “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud kepada Adam di waktu Aku menyuruhmu?” Iblis menjawab, “Saya lebih baik daripadanya Engkau ciptakan saya dari api, sedang dia Engkau ciptakan dari tanah” [QS. Al-A’raf 12]. Karena pembangkangan ini Iblis dihukum Allah “Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk makhluk yang QS al-A’raf 13. Di antara pelajaran yang bisa diambil dari sini antara lain, percaya dan tahu adanya Allah tidak cukup. Iman memerlukan aksi, dalam hal ini ketaatan kepada Yang Dipercaya. Orang yang beriman kepada Allah adalah mereka yang rendah diri di hadapan-Nya dan rendah hati di hadapan sesama. Warisan kesombongan Iblis pada manusia dalam bentuk tradisional bisa wujud berupa pengagungan berlebihan terhadap unsur-unsur primordialisme seperti asal usul, keturunan, etnik, dan budaya. Dalam bentuk modernnya bisa berupa rasa superioritas dalam hal paham, organisasi,  kelompok sendiri, atau bahkan ilmu dan ibadahnya dikuasainya. Akibatnya manusia kehilangan rasionalitas dan objektivitas. Mereka menolak kebenaran di luar mereka. Firman-Nya “Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan mereka, padahal hati mereka meyakini kebenarannya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat [QS. An-Naml 14]. Ekspresi kesombongan bisa muncul dalam wajah yang beragam. Dalam hubungan antar individu mungkin akan terlihat pada pembatasan pergaulan karena merasa dirinya berada pada strata yang lebih tinggi dan menganggap yang lain lebih rendah. Kalau berkuasa maka unsur-unsur yang membentuk rasa superioritasnya yang lebih dominan dalam menjalankan dan mempertahankan kekuasaannya. Ketika kesombongan bersatu dengan kerakusan maka akan muncul menjadi kekuatan  yang otoriter, baik sosok maupun kelompok. Perkataan dan perbuatan dan perbuatannya adalah hukum. Agen historis utama yang dijadikan contoh dalam kesombongan karena kekuasaan adalah Fir’aun. Kekuasaan telah menumpulkan nuraninya, sehingga seolah-olah apapun bisa dan boleh dilakukannya sebagaimana digambarkan dalam surah al-Zukhruf ayat 51 “Dan Fir’aun berseru kepada kaumnya seraya berkata “Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan bukankah sungai-sungai ini mengalir di bawahku; maka apakah kamu tidak melihatnya?” Kekuasaan yang besar telah melahirkan kesombongan “Dan berlaku sombonglah Fir’aun dan bala tentaranya di bumi tanpa alasan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada Kami” [QS. Al-Qasas 38]. Karena keinginan untuk dinilai sebagai orang yang pandai dan berilmu juga dapat mengantarkan manusia kepada kesombongan “Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai pada mereka tidak ada dalam dada mereka melainkan hanyalah keinginan akan kesombongan yang mereka sekali-kali tiada akan mencapainya, maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat” [QS. Ghafir 56]. Hanya Allah yang berhak untuk sombong, karena Dialah pemilik segalanya. Manusia dan makhluk lain hanya dititipi; harta benda, kekuatan, kekuasaan, ilmu, kemampuan beribadah, kepintaran, bahkan kehidupan itu sendiri. Dalam sebuah hadits Qudsi, Allah SWT berfirman “Keagungan adalah Kain-Ku dan kesombongan adalah Pakaian-Ku. Siapa yang menyaingi Aku dalam salah satunya, Aku pasti akan HR. Muslim. Karenanya  wajar balasan dari kesombongan adalah neraka. Haritsah bin Wahb berkata bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda “Maukah kalian aku beri tahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adalah orang-orang kasar, rakus, dan HR Bukhari dan Muslim. Dalam riwayat lain dinyatakan, “Dari Abdullah bin Mas’ûd, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang ada kesombongan seberat zarrah di dalam Seorang laki-laki bertanya, “Sesungguhnya semua orang senang bajunya bagus, sandalnya bagus, apakah itu kesombongan?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Sesungguhnya Allâh Maha Indah dan menyintai keindahan. Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia”. [HR. Muslim] Malangnya, akibat kesombongan itu juga ditimpakan kepada para pendukungnya “Dan mereka semuanya di padang Mahsyar akan berkumpul menghadap ke hadirat Allah, lalu berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang sombong “Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan daripada kami azab Allah walaupun sedikit saja? Mereka menjawab “Seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh ataukah bersabar. Sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan [QS. Ibrahim 21].** *Penulis, Dosen IAIN Pontianak. Oleh Hermansyah SEJATINYA sombong adalah menyakit hati. “Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang HR. Muslim. Penolakan terhadap kebenaran dan meremehkan orang lain itu muculnya dalam hati. Kadang diekspresikan dan diketahui oleh orang lain. Namun bisa juga terpendam dalam hati seseorang. Karenanya yang paling tahu sombong dan tidaknya seseorang hanya Allah dan yang bersangkutan. Agen spiritual kesombongan adalah Iblis. Iblis tahu dan percaya adanya Allah. Iblis tahu bahwa Allah pencipta dan pengatur alam semesta. Namun karena melihat asal kejadiannya dari api yang dianggap lebih baik dari asal kejadian Adam yang dari tanah telah menjadikan Iblis sebagai makhluk yang sombong. Kesombongan itu menyebabkan ia durhaka atas perintah Sang Penciptanya, Allah SWT. Allah berfirman “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud kepada Adam di waktu Aku menyuruhmu?” Iblis menjawab, “Saya lebih baik daripadanya Engkau ciptakan saya dari api, sedang dia Engkau ciptakan dari tanah” [QS. Al-A’raf 12]. Karena pembangkangan ini Iblis dihukum Allah “Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk makhluk yang QS al-A’raf 13. Di antara pelajaran yang bisa diambil dari sini antara lain, percaya dan tahu adanya Allah tidak cukup. Iman memerlukan aksi, dalam hal ini ketaatan kepada Yang Dipercaya. Orang yang beriman kepada Allah adalah mereka yang rendah diri di hadapan-Nya dan rendah hati di hadapan sesama. Warisan kesombongan Iblis pada manusia dalam bentuk tradisional bisa wujud berupa pengagungan berlebihan terhadap unsur-unsur primordialisme seperti asal usul, keturunan, etnik, dan budaya. Dalam bentuk modernnya bisa berupa rasa superioritas dalam hal paham, organisasi,  kelompok sendiri, atau bahkan ilmu dan ibadahnya dikuasainya. Akibatnya manusia kehilangan rasionalitas dan objektivitas. Mereka menolak kebenaran di luar mereka. Firman-Nya “Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan mereka, padahal hati mereka meyakini kebenarannya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat [QS. An-Naml 14]. Ekspresi kesombongan bisa muncul dalam wajah yang beragam. Dalam hubungan antar individu mungkin akan terlihat pada pembatasan pergaulan karena merasa dirinya berada pada strata yang lebih tinggi dan menganggap yang lain lebih rendah. Kalau berkuasa maka unsur-unsur yang membentuk rasa superioritasnya yang lebih dominan dalam menjalankan dan mempertahankan kekuasaannya. Ketika kesombongan bersatu dengan kerakusan maka akan muncul menjadi kekuatan  yang otoriter, baik sosok maupun kelompok. Perkataan dan perbuatan dan perbuatannya adalah hukum. Agen historis utama yang dijadikan contoh dalam kesombongan karena kekuasaan adalah Fir’aun. Kekuasaan telah menumpulkan nuraninya, sehingga seolah-olah apapun bisa dan boleh dilakukannya sebagaimana digambarkan dalam surah al-Zukhruf ayat 51 “Dan Fir’aun berseru kepada kaumnya seraya berkata “Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan bukankah sungai-sungai ini mengalir di bawahku; maka apakah kamu tidak melihatnya?” Kekuasaan yang besar telah melahirkan kesombongan “Dan berlaku sombonglah Fir’aun dan bala tentaranya di bumi tanpa alasan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada Kami” [QS. Al-Qasas 38]. Karena keinginan untuk dinilai sebagai orang yang pandai dan berilmu juga dapat mengantarkan manusia kepada kesombongan “Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai pada mereka tidak ada dalam dada mereka melainkan hanyalah keinginan akan kesombongan yang mereka sekali-kali tiada akan mencapainya, maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat” [QS. Ghafir 56]. Hanya Allah yang berhak untuk sombong, karena Dialah pemilik segalanya. Manusia dan makhluk lain hanya dititipi; harta benda, kekuatan, kekuasaan, ilmu, kemampuan beribadah, kepintaran, bahkan kehidupan itu sendiri. Dalam sebuah hadits Qudsi, Allah SWT berfirman “Keagungan adalah Kain-Ku dan kesombongan adalah Pakaian-Ku. Siapa yang menyaingi Aku dalam salah satunya, Aku pasti akan HR. Muslim. Karenanya  wajar balasan dari kesombongan adalah neraka. Haritsah bin Wahb berkata bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda “Maukah kalian aku beri tahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adalah orang-orang kasar, rakus, dan HR Bukhari dan Muslim. Dalam riwayat lain dinyatakan, “Dari Abdullah bin Mas’ûd, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang ada kesombongan seberat zarrah di dalam Seorang laki-laki bertanya, “Sesungguhnya semua orang senang bajunya bagus, sandalnya bagus, apakah itu kesombongan?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Sesungguhnya Allâh Maha Indah dan menyintai keindahan. Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia”. [HR. Muslim] Malangnya, akibat kesombongan itu juga ditimpakan kepada para pendukungnya “Dan mereka semuanya di padang Mahsyar akan berkumpul menghadap ke hadirat Allah, lalu berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang sombong “Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan daripada kami azab Allah walaupun sedikit saja? Mereka menjawab “Seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh ataukah bersabar. Sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan [QS. Ibrahim 21].** *Penulis, Dosen IAIN Pontianak. - Apa Anda pernah berjumpa dengan seseorang yang sombong? Orang sombong biasanya dipahami sebagai seseorang yang suka memamerkan hal yang dimilikinya di dunia ini. Sehingga banyak yang menjadi tak suka pada orang sombong. Tapi cerita Gus Baha punya tetangga sombong tapi disukai ini berbeda. Umumnya, orang sombong memiliki stereotip sebagai orang yang memiliki sifat yang buruk. Nah, pernahkah Anda bertemu dengan orang sombong tapi disukai? Cerita Gus Baha punya tetangga sombong tapi disukai ini mungkin dapat menjadi sebuah referensi bahwa ternyata orang sombong bisa disukai, apa yang dilakukannya? Yuk cari tahu jawabannya dalam kanal YouTube Kalam-Kajian Islam dari Gus Baha berikut ini. Dari kalam-Kajian Islam Gus Baha yang berjudul "Tetangga Gus Baha yang Miskin dan Sombong, Tapi Gus Baha Suka", kita bisa memperoleh makna ceramah Gus Baha yang punya tetangga sombong tapi disukai. Maksud dari tetangga sombong tapi disukai ialah karena dia berilmu, dia berani imam dan membagikan ilmunya yang benar kepada masyarakat sehingga ilmu yang benar itu berlangsung secara masif. Baca Juga Ganjar Wanti-wanti Relawan Agar Tidak Bully Lawan Contoh Gus Mus dan Gus Baha Orang ini dapat menunjukkan cara menjadi orang yang berilmu dan dapatkan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat. Sehingga orang-orang yang tadinya belum tahu menjadi tahu dan dapat dengan mudah belajar darinya. Dalam cerita Gus Baha dalam ceramahnya itu dia bertemu dengan seseorang yang miskin secara materi tapi dapat mensyukuri nikmat. Ceritanya begini, Gus Baha bertemu seseorang yang miskin dan bertanya, Anda miskin kok bahagia, apa rahasianya? Orang itu berkata, "Orang miskin dan kaya itu apa bedanya? dia orang kaya makan satu piring kenyang, saya yang miskin makan satu piring juga kenyang. Orang kaya punya uang tapi nggak bisa ngopi pagi hari bingung, aku tak punya uang tapi bisa ngopi tiap pagi, tenang." Dari sinilah, Gus Baha menyadari bahwa sikap orang itu memang termasuk sombong namun kesombongannya memiliki ilmu ikhlas dan rasa syukur yang tinggi. Sehingga orang itu dapat bahagia tanpa merisaukan kekayaan yang dimiliki orang lain. Gus Baha kemudian menunjukkan cara-cara terbaik menjadi pribadi yang lebih baik dan boleh memuji diri sendiri dengan tujuan untuk memotivasi diri sendiri seperti orang itu. Tujuannya, agar tidak menjadi pesimis dan iri pada tetangga yang kelihatan memiliki banyak hal. Baca Juga Gus Baha Jelaskan Hukum Tidak Menikah atau Jomblo Sampai Mati, "Ga Payu Rabi yo Gapapa" "Orang-orang yang sudah selamat dari riya itu dapat menjadi lebih tenang. Kita bisa menjadi lebih bersyukur," kata Gus Baha. Akhir cerita Gus Baha punya tetangga sombong tapi disukai ditutup dengan cerita ada seseorang yang merasa dirinya paling miskin dan paling tidak bahagia di dunia, padahal dia juga memiliki sesuatu, maka orang ini adalah contoh orang yang tidak dapat bersyukur. Demikian itu penjelasan cerita Gus Baha punya tetangga sombong tapi disukai. Semoga Anda mendapatkan pengaruh positif dari cerita di atas. Kontributor Mutaya Saroh

sombong terhadap orang sombong