Model prototipe ini merupakan salah satu cara yang efektif dan berguna untuk mengevaluasi dan meng-iterasi perancangan sebelum tim memutuskan untuk mengimplementasikannya * Elemen antarmuka seperti menu, window, dialog dan icon dapat dibuat sketsanya pada kertas. metode prototyping metode prototyping meliputi langkah-langkah : Pemilahan fungsi 2. Pembuatanprototype suatu sistem merupakan implementasi dari konsep ? a. Inductive reasoning b. Trial and error* c. Abductive reasoning d. Deductive reasoning 12. Contoh langkah antisipasi untuk meminimalisir kesalahan (mistake) user dalam berinteraksi dengan sistem adalah dengan ? a. Membuat manual dan help dari sistem b. Implementasisistem merupakan suatu aktivitas atau kegiatan pasca pembuatan dan penetapan suatu kebijakan. Dalam proses implementasi ini, terdapat serangkaian kegiatan seperti memimpin pekerjaan, mengorganisir, dan mengontrol proses kerja yang tengah berlangsung. Suatu proses implementasi umumnya tak berdiri sendiri. Adabanyak cara untuk melakukan prototyping, begitu pula dengan penggunaannya. Ciri dari metode ini adalah pengembang dan pelanggan dapat melihat dan melakukan pengerjaan dengan bagian dari sistem komputer dari sejak awal proses pengembangan. Tahapan dalam pembuatan prototyping : 1. Pengumpulan kebutuhan. Metodeprototype merupakan sebuah metode pengembangan dengan melakukan pengujian cara kerja suatu aplikasi baru. Prototype merupakan gambaran awal suatu sistem dan bagaimana hasil akhir yang diharapkan dari sistem itu. Biasanya metode ini melalui proses interaksi terus menerus hingga sistem bisa berfungsi dengan baik. Takhanya itu, implementasi konsep menjadi sebuah prototype juga lebih mudah didiskusikan antara klien dan pengembang. 3. Penghematan biaya Pembuatan prototype dapat menekan biaya pengembangan produk (Sumber: Pexels) Tahapantahapan dalam Prototyping adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan kebutuhan Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat. 2. Membangun prototyping Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus CJBl. Pengertian PrototypeManfaat Prototype1. Menghemat Waktu dan Biaya Pengembangan Produk2. Mengetahui Keperluan Pemakai Terlebih Dahulu3. Menjadi Acuan untuk Mengembangkan Produk4. Menjadi Bahan PresentasiTujuan PrototypeKelebihan dan Kekurangan Metode Prototype1. Kelebihan Metode Prototype2. Kekurangan Metode PrototypeTahapan Dalam Pembuatan Prototype1. Pengumpulan Kebutuhan2. Membangun Prototype3. Evaluasi Protoptype4. Mengkodekan System5. Menguji System6. Evaluasi Sistem7. Menggunakan SystemContoh prototype1. Paper Prototyping Low-fi2. Digital Prototype Hi-fi3. HTML PrototypeShare thisRelated posts Pengertian Prototype – Pengembangan produk berbasis perangkat lunak saat ini merasakan perkembangan dari segi tampilan dan berfokus pada empiris pemakai. Atau sekarang, lebih dikenal dengan istilah UI/UX Design, dimana dalam proses pembuatannya bakal mengarah pada suatu prototype software untuk dapat memahami lebih awal bentuk produk yang bakal dikembangkan. Bagaimana proses penciptaan dari suatu prototype dan apa saja cara serta jenis yang digunakan? Pada artikel kali ini, kami akan membahas setiap urusan itu lebih jelas lagi. Sehingga pemahaman kalian mengenai proses penciptaan prototipe menjadi lebih gampang dan dapat diimplementasikan pada proyek yang lebih kompleks. Prototype atau prototipe merupakan sebuah cara dalam pengembangan produk dengan teknik membuat rancangan, sampel, atau model dengan destinasi pengujian konsep atau proses kerja dari produk. Prototype sendiri bukanlah produk final yang nantinya bakal diedarkan. Prototype diciptakan untuk kebutuhan mula development aplikasi dan untuk memahami apakah fitur dan faedah dalam program berjalan cocok dengan keperluan yang sudah direncanakan. Sehingga developer produk bisa mengetahui kelemahan dan kekeliruan lebih mula sebelum mengimplementasikan fitur beda ke dalam produk dan merilis produk. Manfaat Prototype Ada banyak manfaat dan deviden yang dapat kamu dapatkan saat memakai sistem prototype ini. Berikut ialah manfaatnya. 1. Menghemat Waktu dan Biaya Pengembangan Produk Yang kesatu ialah kamu bisa menekan ongkos dan menghemat masa-masa dalam proses pengembangan produk. Dengan begitu, sumber daya yang tersisa dapat dianggarkan untuk keperluan yang lain. 2. Mengetahui Keperluan Pemakai Terlebih Dahulu Manfaat yang kedua yakni dengan memanfaatkan sistem prototyping anda dapat mengetahui keperluan pemakai terlebih dahulu. Sehingga anda dan tim-mu dapat memahami apa saja prioritas dan keperluan pemakai. Dengan begitu proses pengembangan produk akan dilangsungkan lebih cepat. 3. Menjadi Acuan untuk Mengembangkan Produk Selanjutnya, model prototype bisa menjadi acuan atau patokan untuk anda dalam mengembangkan suatu produk. Kamu pun dapat memakai prototype guna menemukan kelemahan dan menggali solusi untuk menciptakan produk anda menjadi semakin baik lagi. 4. Menjadi Bahan Presentasi Terakhir, anda dapat memakai prototype guna mempresentasikan produk yang akan anda luncurkan. Dengan adanya prototype akan mempermudah audiens mendapatkan cerminan tentang produk yang bakal diluncurkan. Baca juga Pengertian Neraca Tujuan Prototype Tujuan utama dari prototype yaitu mengembangkan model atau rancangan produk menjadi produk final yang dapat mengisi permintaan pemakai. Dalam proses pengembangan produk, pemakai bisa ikut andil dalam proses pengembangan produk dengan teknik mengevaluasi dan menyerahkan umpan balik. Umpan balik yang diserahkan dapat dipakai sebagai acuan dalam pengembangan produk. Di samping itu, pemakaian prototipe dapat menimbulkan ide-ide baru yang dapat dikembangkan menjadi suatu fitur guna melengkapi produk. Kelebihan dan Kekurangan Metode Prototype 1. Kelebihan Metode Prototype Menghemat waktu dalam pengembangan sistem. Penentuan keperluan lebih gampang diwujudkan. Pelanggan atau klien berpartisipasi aktif dalam pengenbangan sistem, sampai-sampai hasil perangkat empuk mudah dicocokkan dengan keperluan dan kemauan pelanggan. Komunikasi yang baik antaral pelanggan dan pengembang. Pengembang bisa lebih gampang dalam menilai keperluan pelanggan. Baca juga Pengertian Cerita Rakyat 2. Kekurangan Metode Prototype Proses perencangan dan analisi terlampau singkat. Biasanya Kurang luwes dalam menghadapi perubahan. Pengembang kadang-kadang menciptakan kompromi implementasi dengan memakai sistem operasi yang tidak relevan dan algoritma yang tidak efisien. Tahapan Dalam Pembuatan Prototype Berikut merupakan tahapan-tahapan yang perlu kalian pahami sebelum membuat prototype. 1. Pengumpulan Kebutuhan Pelanggan dan developer bersama-sama mendefinisikan bentuk dan keperluan kesseluruhan perlengkapan lunak, mengidentifikasikan seluruh kebutuhan, dan garis besar sistem yang bakal dibuat. 2. Membangun Prototype Membangun prototyping dengan menciptakan perancangan sedangkan yang berpusat pada penyajian untuk pelanggan misalnya dengan menciptakan input dan misal outputnya. 3. Evaluasi Protoptype Evaluasi ini dilaksanakan oleh pelanggan apakah prototyping yang telah dibangun sudah cocok dengan kemauan pelanggan. Jika sudah cocok maka tahapan keempat bakal diambil. Jika tidak, maka prototyping dibetulkan dengan mengulang tahapan 1, 2 , dan 3. 4. Mengkodekan System Dalam tipe ini prototyping yang telah disepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai. 5. Menguji System Setelah sistem telah menjadi sebuah perangkat empuk yang siap pakai, mesti dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilaksanakan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain. 6. Evaluasi Sistem Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang telah jadi sudah cocok dengan yang diinginkan . Jika sudah, maka tahapan ketujuh dilakukan, andai belum maka mengulangi tahapan 4 dan 5. 7. Menggunakan System Perangkat lunak yang sudah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan. Baca juga Pengertian Biografi Contoh prototype Secara umum, prototype mempunyai 4 kualitas utama yang mencakup representasi, presisi, interaktivitas, dan evolusi. Keempat hal ini sudah terangkum dalam manfaat-manfaat prototype yang terdapat di atas. Di samping urusan itu, prototype mempunyai paling tidak tiga metodologi dalam proses pembuatannya. Tiga contoh metodologi penciptaan prototype itu ialah sebagai berikut 1. Paper Prototyping Low-fi Sebelum mudahnya akses internet dan digital, penciptaan prototype sangat dasar ialah berbasis kertas. Melalui gambar dua dimensi ini, prototype didesain dari mula sebelum uji gagasan produk. Cara ini amat simpel karena melulu berbentuk gambar-gambar dua dimensi dan kemudian diuji dengan perilaku seseorang untuk memakai produk prototype tersebut. Paper prototype memiliki sejumlah keunggulan laksana cepat dibuat, murah, dan bisa menumbuhkan kerja kesebelasan karena lumayan menyenangkan. Tidak selalu itu, paper prototype pun mudah didokumentasikan, inilah pula daftar dan revisinya bisa ditulis langsung. Proses ini umumnya menggunakan metode yang dinamakan low fidelity prototype yang nantinya bakal dikembangkan lewat proses pengodean. Namun, paper prototype pun memiliki kelemahan seperti misalnya tidak cukup realistis, menimbulkan kekeliruan uji produk, dan tidak memunculkan reaksi tertentu untuk imajinasi pemakai produk. 2. Digital Prototype Hi-fi Seperti namanya, digital prototype ialah bentuk prototype yang sangat umum dipakai. Metode ini lumayan realistis guna menguji mayoritas elemen antarmuka interface secara akurat. Tidak selalu itu, prototype jenis ini pun masih relatif gampang diproduksi. Digital prototype dapat diciptakan menggunakan software dan perangkat empuk yang memang diciptakan khusus untuk menciptakan prototype. Bahkan, kamu dapat membuat prototype jenis ini langsung lewat software presentasi macam Microsoft PowerPoint atau Keynote. Proses ini umumnya diciptakan dengan cara lo-fi digital menjadi hi-fi digital dan kemudian disempurnakan melewati pengodean. Kelebihan dari digital prototype terletak pada segi interaksi realistis, fleksibilitas, dan kegiatan komputasi yang relatif cepat. Sedangkan kelemahan dari prototype jenis ini ialah perlunya mempelajari perangkat empuk untuk membina prototype serta proses penerjemahan desain ke dalam kode guna pengujian elemen. 3. HTML Prototype Metode penciptaan prototype HTML ialah yang sangat rumit dari ketiga misal yang ada. Sebabnya, proses penciptaan prototype jenis ini melulu direkomendasikan untuk semua desainer yang memiliki keterampilan pengodean mumpuni. Secara umum, penciptaan prototype dengan cara HTML ini disusun dengan kode-kode dasar yang bisa menghemat energi dan waktu. Tidak selalu itu adanya pengodean yang tersistem pun akan mempermudah pengembangan prototype di masa mendatang. Di samping berbiaya rendah, metode penciptaan prototype jenis ini akan mempermudah proses uji prototype di nyaris semua sistem operasional komputer tanpa butuh menjalankan perangkat lunal eksternal. Pilihan ini menjadi yang sangat ekonomis dari sisi kualitas hasil dan pembiayaan dasar. Tapi pasti saja, proses pengodean yang digunakan juga tidak main-main. Lain halnya dengan dua misal prototype sebelumnya yang mempunyai tahapan sebelum menginjak proses pengodean, cara HTML lebih tepat guna karena developer dapat langsung menciptakan prototype melewati pengodean tersebut sendiri. Hampir tidak terdapat limbah dari penciptaan prototype dengan cara ini, baik itu ialah prototype sekali pakai, tahapan tambahan, dan ongkos perangkat empuk eksternal. Namun, di sisi beda metode ini memang memerlukan sumber daya insan yang mumpuni di bidang pengodean dan komputasi. Tidak selalu itu, ketergantungannya pada kemampuan pengodean menciptakan desainer dan kontribusinya menjadi terbatas. Alhasil, kemerdekaan kreativitasnya tidak terlampau besar. Demikianlah penjelasan tentang Prototype dari semoga bermanfaat dan menambah wawasan kalian, sampai jumpa. Foto PexelsPenggunaan prototype merupakan suatu strategi yang efektif dalam pengembangan yang dapat membantu meningkatkan kepuasan pengguna juga menghasilkan produk yang lebih baik. Oleh karena itu, penting bagi pengembang untuk memperhatikan serta memahami peran prototype dalam pengembangan hasil akhir dan melakukan pembuatan nya secara hati-hati juga Itu PrototypePrototype adalah suatu model awal atau rancangan awal dimana dibuat sebagai representasi visual atau fisik dari barang, sistem, atau aplikasi yang sedang dibuat. Ini dibuat untuk menguji konsep juga ide-ide baru, serta untuk mengumpulkan umpan balik dari pengguna atau pengembangan produk, ini sangat penting untuk memastikan bahwa aplikasi tersebut bisa berfungsi dengan baik dan memenuhi kebutuhan pengguna. Dalam pengembangan perangkat lunak, ini biasanya dibuat untuk menguji fungsionalitas juga antarmuka dapat berbentuk visual, seperti sketsa tangan atau mockup digital, ataupun bisa berupa model fisik atau jenis mekanik. Jenis visual biasanya digunakan untuk menguji antarmuka pengguna, layout, dan desain grafis, sedangkan jenis fisik digunakan dengan tujuan menguji kemampuan serta fungsionalitas hasil akhir fase pengembangan aplikasi, prototype sering kali dibuat serta diuji beberapa kali untuk memastikan bahwa aplikasi tersebut bisa berfungsi dengan baik serta memenuhi kebutuhan pengguna. Setelah beberapa iterasi, tahap akhir akan digunakan sebagai dasar untuk produksi massal untuk pengembangan aplikasi, ini juga bisa digunakan untuk mempresentasikan ide serta konsep kepada investor atau klien. Dalam hal ini digunakan untuk membantu menjelaskan ide serta visi produk secara visual dan interaktif, sehingga memudahkan pemahaman serta pengambilan umum, ini sangat penting dalam pengembangan aplikasi. Dengan membuat prototype, tim pengembang dapat menguji juga mengevaluasi ide-ide baru dengan cepat juga efisien, serta memperbaiki masalah atau kekurangan dimana muncul sejak awal. Hal ini membantu mengurangi risiko pengembangan dan meningkatkan kesuksesan hasil pada Prototype Contoh prototype dapat berupa berbagai macam, tergantung pada jenis produk atau aplikasi sedang dikembangkan. Berikut adalah beberapa contoh prototype yang umum digunakan1. Prototype VisualJenis visual sering digunakan dalam desain grafis, User Interface, juga layout produk. Contohnya, sketsa tangan atau mockup digital dimana menunjukkan bagaimana barang akan terlihat serta berinteraksi dengan Prototype MekanikJenis mekanik digunakan dalam pengembangan fisik, seperti kendaraan atau alat elektronik. Salah satu contohnya adalah model 3D atau model skala yang digunakan untuk menguji fungsionalitas juga performa Prototype Perangkat LunakJenis perangkat lunak digunakan dalam pengembangan aplikasi atau perangkat lunak. Misalnya, model interaktif dari User Interface yang digunakan untuk menguji fungsionalitas serta LayananJenis layanan digunakan untuk menguji ide-ide baru dalam layanan atau pengalaman pelanggan. Contohnya, skenario interaktif yang menunjukkan bagaimana pelanggan akan berinteraksi dengan layanan atau KonsepJenis konsep digunakan untuk menunjukkan ide-ide baru dalam bentuk visual atau fisik. Contohnya, mockup atau model sederhana yang menunjukkan bagaimana produk atau layanan baru akan terlihat juga pengembangan produk atau aplikasi, ini umumnya dibuat serta diuji beberapa kali untuk memastikan bahwa kni dapat berfungsi dengan baik dan memenuhi kebutuhan Baca juga Web Designer dan Apa Bedanya dengan UI/UX Designer?Manfaat Prototype Prototype Foto PexelsPrototype memiliki banyak manfaat dalam pengembangan aplikasi. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari penggunaan nya1. Mengurangi Risiko dan BiayaDengan membuat ini sejak awal, tim pengembang dapat mengetahui masalah atau kekurangan produk dengan cepat serta dapat memperbaikinya sejak dini. Hal ini membantu mengurangi risiko pengembangan dan mengurangi biaya produksi pada tahap Menguji Konsep dan Ide BaruUntuk tim pengembang dapat menguji serta mengevaluasi konsep dan ide baru dengan cepat dan efisien. Prototype memungkinkan pengguna serta pemangku kepentingan untuk melihat produk secara visual dan berinteraksi dengannya, sehingga memberikan umpan balik berguna untuk pengembangan lebih Meningkatkan Kualitas dan FungsionalitasDengan membuat ini, tim pengembang dapat menguji fungsionalitas serta performa produk dengan cepat dan efisien. Hal ini memungkinkan mereka untuk memperbaiki masalah serta meningkatkan kualitas produk pada tahap awal Meningkatkan KolaborasiDalam pengembangan produk yang melibatkan tim yang besar, prototype dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kolaborasi dan koordinasi antara anggota tim. Dengan melihat nya, semua anggota tim dapat berbicara dalam bahasa sama serta memahami visi produk dengan lebih Memudahkan Presentasi dan PenjualanSelanjutnya ini bisa digunakan untuk mempresentasikan ide serta konsep produk kepada investor maupun klien. Dengan ini, tim developer dapat membantu menjelaskan ide serta visi produk secara visual dan interaktif, sehingga memudahkan pemahaman juga pengambilan Mengurangi Waktu PengembanganDengan menggunakan prototype, tim pengembang dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi produk secara keseluruhan. Dengan melihat masalah juga kekurangan pada tahap awal, mereka dapat memperbaikinya sejak dini juga mengurangi waktu dimana diperlukan untuk mengembangkan dalam keseluruhan, prototype adalah alat yang sangat penting dalam pengembangan produk atau aplikasi. Dengan menggunakan ini, tim pengembang dapat menguji konsep juga ide baru, meningkatkan kualitas dan fungsionalitas produk, mengurangi risiko dan biaya developing, juga meningkatkan kolaborasi antara anggota Prototype Ini memiliki beberapa tujuan dalam developing barang atau aplikasi. Berikut adalah beberapa tujuan utama dari penggunaannya1. Mengetahui dan Memahami Kebutuhan PenggunaSalah satu tujuan utama dari pengembangan produk adalah memenuhi kebutuhan juga keinginan pengguna. Dengan membuat prototype, tim pengembang bisa menguji produk juga mendapatkan umpan balik dari pengguna tentang fitur atau fungsionalitas yang mereka inginkan. Hal ini membantu tim pengembang untuk memahami dan memenuhi kebutuhan pengguna secara lebih Memperbaiki Masalah dan Kekurangan ProdukDalam pengembangan barang sering kali terdapat masalah dan kekurangan yang muncul pada tahap tertentu. Dengan membuat ini, tim pengembang dapat mengidentifikasi masalah dan juga kekurangan tersebut juga memperbaikinya sejak awal. Hal ini membantu mengurangi risiko juga biaya pengembangan pada tahap Menguji Konsep dan Ide BaruDalam pengembangan barang, sering kali terdapat konsep juga ide baru yang ingin diuji dan dievaluasi. Dengan membuatnya, tim pengembang dapat menguji dan mengevaluasi konsep dan ide baru dengan cepat dan efisien. Ini memungkinkan pengguna dan pemangku kepentingan untuk melihat produk secara visual dan berinteraksi dengannya, sehingga memberikan umpan balik yang berguna untuk pengembangan barang lebih Mempercepat Waktu PengembanganDengan membuat prototype, tim pengembang dapat mempercepat waktu pengembangan barang. Dengan mengidentifikasi masalah dan kekurangan pada tahap awal, tim pengembang dapat memperbaikinya sejak dini dan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan produk secara Meningkatkan KolaborasiPrototype juga dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kolaborasi dan koordinasi antara anggota tim. Dengan melihat ini, semua anggota tim dapat berbicara dalam bahasa yang sama dan memahami visi produk dengan lebih jelas. Ini juga dapat membantu dalam proses diskusi dan pengambilan keputusan antara anggota Membantu dalam Presentasi dan PenjualanPrototype dapat digunakan untuk mempresentasikan ide dan konsep produk kepada investor atau klien. Dengan itu, tim pengembang dapat membantu menjelaskan ide dan visi produk secara visual dan interaktif, sehingga memudahkan pemahaman dan pengambilan keseluruhan, tujuan utama dari penggunaan prototype adalah untuk mengidentifikasi masalah dan kekurangan pada tahap awal, memenuhi kebutuhan pengguna secara lebih baik, menguji konsep dan ide baru, mempercepat waktu pengembangan produk, meningkatkan kolaborasi antara anggota tim, dan membantu dalam proses presentasi dan penjualan juga Metode Design Thinking dalam BisnisTahapan prototype Tahapan Prototype Foto Pexels1. Identifikasi Tujuan dan Sasaran PrototypeTahap pertama adalah untuk mengidentifikasi tujuan dan sasaran prototype yang akan dibuat. Pada tahap ini, tim pengembang harus memahami secara jelas tujuan dan sasaran produk, serta pengguna yang dituju. Hal ini penting agar prototype dapat dibuat dengan fokus pada kebutuhan dan keinginan Perancangan Konsep dan IdeSetelah tujuan dan sasaran prototype telah diidentifikasi, tahap berikutnya adalah merancang konsep dan ide. Pada tahap ini, tim pengembang harus membuat beberapa sketsa atau mockup produk dan menentukan fitur dan fungsionalitas yang akan dimasukkan dalam prototype. Konsep dan ide ini kemudian akan dievaluasi dan diperbaiki sebelum melanjutkan ke tahap Membuat Rancangan PrototypeSetelah konsep dan ide telah disetujui, tim pengembang dapat membuat rancangan prototype yang lebih detail. Pada tahap ini, tim pengembang dapat menggunakan berbagai teknologi seperti wireframe atau mockup digital untuk membuat rancangannya. Rancangan ini dapat digunakan untuk menguji fitur dan fungsionalitas produk secara Pembuatan PrototypeSetelah rancangan prototype telah disetujui, tahap selanjutnya adalah membuat prototype. Prototype dapat dibuat dengan berbagai teknologi seperti cetak 3D, pengembangan aplikasi, atau bahkan jenis fisik. Pada tahap ini, tim pengembang harus memastikan bahwa ini dapat berfungsi dengan baik dan memenuhi tujuan dan sasaran yang telah Pengujian dan EvaluasiSetelah hasil akhir selesai dibuat, tahap selanjutnya adalah melakukan pengujian dan evaluasi. Pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa ini dapat bekerja dengan baik juga memenuhi kebutuhan pengguna. Tim pengembang juga harus mengevaluasi umpan balik dari pengguna dan pemangku kepentingan untuk mengidentifikasi kelebihan dan Perbaikan dan Pengembangan LanjutanSetelah sudah masuk tahap dimana ini telah dievaluasi dan diuji, tahap selanjutnya adalah memperbaiki dan mengembangkan ini. Tim pengembang harus memperbaiki kelemahan dimana kemudian memperbaiki fitur serta fungsionalitas dimana masih kurang. Selanjutnya, prototype dapat dikembangkan secara lebih lanjut hingga menjadi hasil yang final serta siap keseluruhan, tahapan prototype meliputi identifikasi tujuan serta sasaran prototype, perancangan konsep juga ide, pembuatan rancangan, pembuatan, pengujian juga evaluasi, serta perbaikan juga pengembangan lanjutan nya. Tahapan-tahapan ini harus dilakukan secara hati-hati serta terstruktur untuk memastikan bahwa prototype dapat memenuhi kebutuhan pengguna dan mempercepat waktu pengembangan juga Peran Mockup dalam Design ProdukKesimpulan Prototype merupakan suatu model atau contoh awal dari produk atau layanan yang sedang dikembangkan. Dalam pengembangannya, ini memiliki peran penting dalam mempercepat waktu pengembangan produk dan memastikan bahwa produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna. Manfaat dari pembuatannya adalah meminimalisir kesalahan dan risiko dalam pengembangan produk, mempercepat waktu pengembangan, meningkatkan kepuasan pengguna, dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengembangan nya meliputi identifikasi tujuan serta sasaran, perancangan konsep juga ide, pembuatan rancangan, pembuatan, pengujian bersamaan dengan evaluasi, serta perbaikan yang kemudian pengembangan lanjutan.–Anda dapat membuat aplikasi berbasis web di Sekawan Media dengan fitur sesuai kebutuhan. Untuk informasi lebih lanjut dapat dilihat pada halaman berikut ini. Abstrak Perancangan sebuah website atau aplikasi harus menggunakan sebuah metode dalam pelaksanaannya agar perancangan tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar. Metodologi adalah sebuah pendekatan formal atau rangkaian dari tindakan untuk mengimplementasikan System development life cycle SDLC yang merupakan suatu proses pemahaman tentang bagaimana sebuah sistem informasi dapat mendukung kebutuhan bisnis, mendisain sistem, membangun dan menyajikannya kepada sebuah organisasi. Pada Studi literatur ini bertujuan untuk menganalisis penerapan metode prototaype dalam pembuatan sebuah aplikasi atau website. Metode pengembangan sistem prototype terdiri dari beberapa tahapan dengan menggunakan metode analisis sistem, perancangan terstruktur, serta metode pengujian black box. Menurut Pressman 201250, dalam melakukan perancangan sistem yang akan dikembangkan dapat menggunakan metode prototype. Prototype bukanlah sesuatu yang lengkap, tetapi sesuatu yang harus di evaluasi dan di modifikasi kembali. Kemudian juga terdapat jurnal yang menggunakan metode watterfall dalama pembuatan website terseut. Metode waterfall adalah salah satu jenis model pengembangan aplikasi dan termasuk ke dalam classic life cycle siklus hidup klasik, yang mana menekankan pada fase yang berurutan dan sistematis. Untuk model pengembangannya, dapat dianalogikan seperti air terjun, dimana setiap tahap dikerjakan secara berurutan mulai dari atas hingga ke bawah. Abstract The design of a website or application must use a method in its implementation so that the design can run well and smoothly. Methodology is a formal approach of a series or of actions to implement a System Development Life Cycle SDLC which is an understanding of how an information system can support business needs, design systems, build and present them to an organization. This literature study aims to analyze the application of the prototype method in making an application or website. The prototype system development method consists of several stages using systems analysis methods, structured design, and black box testing methods. According to Pressman 2012 50, in designing the system to be developed, you can use the prototype method. Proto tapitype is something complete, something that must be evaluated and modified again. Then there are also journals that use the Watterfall method in making the website. The waterfall method is one type of application development model and is included in the classic life cycle, which emphasizes sequential and systematic phases. For the development model, it can be analogous to a waterfall, where each stage is carried out sequentially from top to bottom. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free STUDI LITERATUR PENERAPAN METODE PROTOTYPE DAN WATERFALL DALAM PEMBUATAN SEBUAH APLIKASI ATAU WEBSITE Nur Hikmah Maulida Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik, Universitas Palangkaraya Kampus Tanjung Nyaho Jl. Yos Sudarso, Palangka Raya 73112 nurhikmahmaulida3 Abstrak Perancangan sebuah website atau aplikasi harus menggunakan sebuah metode dalam pelaksanaannya agar perancangan tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar. Metodologi adalah sebuah pendekatan formal atau rangkaian dari tindakan untuk mengimplementasikan System development life cycle SDLC yang merupakan suatu proses pemahaman tentang bagaimana sebuah sistem informasi dapat mendukung kebutuhan bisnis, mendisain sistem, membangun dan menyajikannya kepada sebuah organisasi. Pada Studi literatur ini bertujuan untuk menganalisis penerapan metode prototaype dalam pembuatan sebuah aplikasi atau website. Metode pengembangan sistem prototype terdiri dari beberapa tahapan dengan menggunakan metode analisis sistem, perancangan terstruktur, serta metode pengujian black box. Menurut Pressman 201250, dalam melakukan perancangan sistem yang akan dikembangkan dapat menggunakan metode prototype. Prototype bukanlah sesuatu yang lengkap, tetapi sesuatu yang harus di evaluasi dan di modifikasi kembali. Kemudian juga terdapat jurnal yang menggunakan metode watterfall dalama pembuatan website terseut. Metode waterfall adalah salah satu jenis model pengembangan aplikasi dan termasuk ke dalam classic life cycle siklus hidup klasik, yang mana menekankan pada fase yang berurutan dan sistematis. Untuk model pengembangannya, dapat dianalogikan seperti air terjun, dimana setiap tahap dikerjakan secara berurutan mulai dari atas hingga ke bawah. Kata kunci Metode, Prototype, Waterfall Abstract The design of a website or application must use a method in its implementation so that the design can run well and smoothly. Methodology is a formal approach of a series or of actions to implement a System Development Life Cycle SDLC which is an understanding of how an information system can support business needs, design systems, build and present them to an organization. This literature study aims to analyze the application of the prototype method in making an application or website. The prototype system development method consists of several stages using systems analysis methods, structured design, and black box testing methods. According to Pressman 2012 50, in designing the system to be developed, you can use the prototype method. Proto tapitype is something complete, something that must be evaluated and modified again. Then there are also journals that use the Watterfall method in making the website. The waterfall method is one type of application development model and is included in the classic life cycle, which emphasizes sequential and systematic phases. For the development model, it can be analogous to a waterfall, where each stage is carried out sequentially from top to bottom. Keywords Method, Prototype, Waterfall 1. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi berjalan sangat pesat sehingga membawa manusia kedalam dunia baru, dimana teknologi telah mempengaruhi setiap aspek kehidupan, seperti bidang ekonomi, pendidikan, hiburan dan lain-lain. Berbagai pihak berusaha dan bersaing untuk menjadi terdepan dalam penguasaan teknologi informasi dan komuniasi terutama dalam penerapan teknologi komunikasi jarak jauh dan akses informasi. kesuksesan pengembangan suatu perangkat lunak bergantung pada pengelolaan proyek perangkat lunak secara keseluruhan. Metodologi ialah bagian utama dalam perencanaan dan pengembangan perangkat lunak yang bertujuan untuk menghasilkan sistem informasi sesuai kebutuhan bisnis suatu organisasi. Memilih dan menentukan suatu metodologi dalam merancang dan membangun perangkat lunak sistem informasi bukanlah hal yang mudah dilakukan seperti yang dibayangkan karena semua metodologi memiliki kelebihan dan kekurangan. Metodologi pengembangan perangkat lunak dapat diartikan sebagai suatu proses membuat perangkat lunak baru atau hanya memperbaiki perangkat lunak yang sudah ada Mengembangkan perangkat lunak dengan menggunakan metodologi SDLC sangat membantu untuk menganalisa, mempercepat dan menghasilkan ketepatan dalam menggambarkan sebuah solusi yang diperlukan untuk menjadikan perangkat lunak yang berkualitas. Memilih dan menentukan suatu metodologi dalam merancang dan membangun perangkat lunak sistem informasi bukanlah hal yang mudah dilakukan seperti yang dibayangkan karena semua metodologi memiliki kelebihan dan kekurangan. Seringkali pelanggan/ pengguna mendefinisikan sejumlah sasaran perangkat lunak secara umum, tetapi tiak bisa mengidentifikasi spesifikasi kebutuhan yang rinci untuk fungsi-fungsi dan fitur-fitur yang nantinya akan dimiliki perangkat lunak yang akan dikembangkan. Dalam kasus yang lain, pengembangan perangkat lunak mungkin merasa tidak pasti tentang efisiensi suatu algoritma yang akan digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, atau juga merasa tidak pasti akan kemampuan perangkat lunak untuk beradaftasi dengan manusia-komputer yang digunakan. Dalam kasus-kasus seperti ini dan dalam banayak situasi yang lain, paradigma pembuatan prototype prototyping mungkin menawarkan pendekatan yang paling baik Pressman, 201250. Metode Prototype merupakan metode pengembangan perangkat lunak yang memungkinkan adanya interaksi antara pengembang sistem dengan pengguna sistem, sehingga dapat mengatasi ketidakserasian antara pengembang dan pengguna Pressman, 2012 50. Dengan menggunakan metode prototype, maka tahapan yang dilakukan akan berkelanjutan sampai mendapatkan hasil yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. metode prototype Menurut Ogedebe, 2012, metode prototype diawali dengan pengumpulan kebutuhan, yang melibatkan pengembang dan pengguna sistem untuk menentukan tujuan, fungsi dan kebutuhan operasional sistem. Adapun tahap-tahap prtotype adalah sebagai berikut pengumpulan kebutuhan, membangun prototype, evaluasi prototype. Metode waterfall adalah salah satu model pengembangan yang saat ini cukup populer dan banyak digunakan oleh para pengembang software. Metode waterfall adalah salah satu jenis model pengembangan aplikasi dan termasuk ke dalam classic life cycle siklus hidup klasik, yang mana menekankan pada fase yang berurutan dan sistematis. Untuk model pengembangannya, dapat dianalogikan seperti air terjun, dimana setiap tahap dikerjakan secara berurutan mulai dari atas hingga ke bawah. 2. TINJAUAN PUSTAKA Systematic Literatur Review SLR Systematic Review merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk pada metodologi penelitian atau riset tertentu, pengembangan yang dilakukan untuk mengumpulkan dan mengevaluasi penelitian yang terkait pada fokus topik tertentu. Beberapa peneliti yang telah melakukan riset dengan SLR, mendefinisikan SLR sebagai berikut a. SLR merupakan cara untuk mengidentifikasi, mengevaluasi dan menafsirkan semua penelitian yang tersedia dengan pertanyaan penelitian tertentu, atau bidang topik, atau fenomena yang menarik. b. SLR adalah pendekatan evidence-based untuk mencari studi yang relevan dengan beberapa pertanyaan penelitian yang telah ditetapkan dengan memilih, menilai, dan mensintesis temuan untuk menjawab pertanyaan penelitian. c. SLR suatu teknik penelitian untuk menganalisis state of-the-art dalam bidang pengetahuan tertentu dengan secara resmi mendefinisikan pernyataan masalah, sumber-sumber informasi, string search, kriteria inklusi dan eksklusi dari makalah yang ditemukan dalam. pencarian, analisis kuantitatif yang akan dilakukan jika perlu, dan template untuk menemukan informasi yang dikumpulkan dari kertas atau papers. d. SLR merupakan suatu teknik penelitian yang digunakan untuk mengkaji atau menemukan isu-isu yang terdapat dalam Software Engineering. Menurut Pressman 201250, dalam melakukan perancangan sistem yang akan dikembangkan dapat menggunakan metode prototype. Prototype bukanlah sesuatu yang lengkap, tetapi sesuatu yang harus di evaluasi dan di modifikasi kembali [6]. Berikut merupakan langkah-langkah atau tahapan dalam metode prototype a. Communication atau komunikasi dan pengumpulan data awal, yaitu analisis terhadap kebutuhan pengguna. b. Quick plan, yaitu tahapan perencanaan kebutuhani. c. Modelling Quick Design, tahapan pembuatan design. d. Pembentukan prototype, yaitu pembuatan perangkat prototype termasuk pengujian dan penyempurnaan. Sebuah prototype adalah versi awal dari sistem perangkat lunak yang digunakan untuk mendemonstrasikan konsep-konsep, percobaan rancangan, dan menemukan lebih banyak masalah dan solusi yang memungkinkan Sommerville, 2011. Sistem prototype memperbolehkan pengguna untuk mengetahui bagaimana sistem berjalan dengan baik. Penggunaan metode prototyping di dalam penelitian ini bertujuan agar peneliti mendapatkan gambaran aplikasi yang akan dibangun melalui tahap pembangunan aplikasi prototype terlebih dahulu yang akan dievaluasi oleh user. Aplikasi prototype yang telah dievaluasi oleh user selanjutnya akan dijadikan acuan untuk membuat aplikasi yang dijadikan produk akhir sebagai output dari penelitian ini. Gambar 1 Prototyping Model Sumber Khosrow-Pour, 2005 Dapat dilihat pada gambar di atas menjelaskan bahwa metode prototyping dimulai dengan mendengarkan kebutuhan dan masukan dari pengguna. Pengembang dan pengguna bertemu dan bersama-sama menentukan tujuan keseluruhan untuk perangkat lunak dan mengidentifikasi apapun persyaratan yang diperlukan. Lalu pengembang membuat sebuah gambaran tentang aplikasi yang selanjutnya dapat dipresentasikan kepada pelanggan. Gambaran tersebut berfokus pada representasi aspek-aspek aplikasi yang akan terlihat oleh pelanggan/pengguna. Beberapa keunggulan dalam menggunakan metode prototyping a. Pengembang sistem dan pengguna saling berkomunikasi khususnya dalam hal penyamaan persepsi terhadap pemodelan sistem yang akan menjadi dasar pengembangan sistem operasionalnya, b. Pelanggan/pengguna ikut terlibat secara aktif dan berpartisipasi dalam menentukan model sistem dan sistem operasionalnya sehingga pelanggan/pengguna akan puas karena sistem yang dibuat sesuai dengan keinginan dan harapannya, c. Sistem yang dibangun memiliki kualitas yang diinginkan karena sesuai dengan kebutuhan yang ada Gambar 3 menjelaskan mengenai alur pengembangan sistem dengan menggunakan metode Prototyping Oriented Software. Pada tahap pertama, dilakukan analisis kebutuhan dan pendefinisian kebutuhan. Kebutuhan yang dimaksudkan disini adalah kebutuhan pelanggan/pengguna. Selanjutnya pada tahap kedua dilakukan pembuatan prototype dari aplikasi yang akan dibangun, mulai dari user interface prototyping dan dilanjutkan hingga penyusunan arsitektur dan komponen-komponen yang berkaitan dengan aplikasi yang akan dibangun. Selanjutnya dilakukan pengembangan sistem, dimana aplikasi akan dibangun sesuai dengan prototype yang telah dibuat sebelumnya, dan setelah aplikasi berhasil dibuat sesuai dengan kebutuhan maka dilakukan proses pengujian aplikasi sebelum aplikasi tersebut diimplementasikan. Mengutip dari karya ilmiah terbitan Universitas Pendidikan Indonesia, seorang ahli bernama Sommerville mendefinisikan metode waterfall sebagai tahapan utama yang langsung mencerminkan dasar pembangunan kegiatan Penjelasan setiap tahapan perancangan metode waterfall menurut Sommerville adalah • Requirement Definition Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak Metode ini merupakan tahap sebelum perancangan, yaitu pengumpulan beberapa kebutuhan untuk membuat perangkat lunak. Tahap ini akan menganalisa sifat perangkat lunak yang akan dibuat hingga antarmukanya. • System and Software Design Desain Jika analisa awal sudah selesai dikerjakan, maka selanjutnya adalah membuat desain perangkat lunak. Proses desain akan menerjemahkan syarat atau kebutuhan yang sudah dianalisa sebelumnya sebelum benar-benar dilakukan pemunculan kode. • Implementasi dan Unit Testing Kode Desain kemudian diterjemahkan ke dalam kode-kode program menggunakan pemrograman yang telah dipilih pengembang. • Integration and System Testing Kemudian, pengujian dilakukan untuk memastikan kesalahan yang dibuat sudah sangat minimal dan hasil perangkat lunak sudah sesuai yang diinginkan. • Operation and Maintenance Setelah peluncuran perangkat lunak, pengembang akan selalu melakukan pemantauan dan jika perlu meningkatkan layanan sistem yang mereka kelola. 3. METODE PENELITIAN Pada studi literatur kali ini penulis melakukan analisis dengan menggunakan metode SLR Systematic Literatur Review. Metode ini merupakan metode studi literatur dengan tujuan mengidentifikasi dan menilai informasi yang dapat ditemukan dalam penelitian yang telah dilakukan sebelumnya atau dapat juga disebut dengan research question. Studi literatur ini mengikuti pedoman dari Kitchenham dan Charters 2007 yang menjelaskan bahwa terdapat tiga tahapan dalam melakukan tinjauan sistematis yaitu Planning perencanaan, Conducting pelaksanaan, dan Reporting pelaporan tinjauan. Planning Planning adalah tahapan yang dilakukan dengan tujuan menentukan pertanyaan penelitian Research Question terlebih dahulu sebagai bentuk awal yang dilakukan untuk menuju proses pencarian informasi dalam literatur. Berikut merupakan pertanyaan pada penelitian ini RQ1 “Bagaimana Struktur metode prototype yang di gunakan dalam pembuatan web atau aplikasi ?” RQ2 “Bagaimana Tahap penerapan metode prototype dalam pembutan web/aplikasi?” Conducting Conducting adalah tahapan dalam pemgumpulan data atau literatur yang sesuai dengan research question yang telah ditentukan sebelumnya. Pencarian studi literatur dilakukan menggunakan database jurnal dari Google Scholar dan Scientdirect. Pada proses pengumpulan literatur yang akan digunakan penulis menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi. Berikut merupakan kriteria inklusi dan eksklusi yang digunakan Inklusi a. Penelitian pada artikel / jurnal ilmiah dilakukan di tingkat sekolah tinggi formal yakni Universitas b. Studi mengenai penerapan Metode Scrum di bidang Pendidikan 3. Artikel/ jurnal ilmiah diterbitkan pada tahun 2016 hingga 2020 Eksklusi a. Studi bukan mengenai penerapan Metode Agile Scrum di bidang Pendidikan b. Artikel/ jurnal ilmiah diterbitkan sebelum 2016 3. Penelitian yang dilakukan berfokus pada guru sebagai objek penelitian Setelah menetapkan kriteria eksklusi dan inklusi literatur yang akan digunakan, langkah berikutnya yakni penelusuran literatur yang dilakukan pada database literatur. Dalam penelitian ini penelusuran dilakukan melalui database literatur online scient direct dan google scholar. Reporting Reporting merupakan tahapan terakhir dari Systematic Literatur Review SLR. Proses yang dilakukan yaitu membaca dengan seksama dan menganalisis informasi yang terdapat dalam literatur dengan tujuan untuk menjawab research question yang sebelumnya telah ditentukan pada tahapan planning. Hasil dari analisis dilaporkan dalam bagian Hasil dan Pembahasan. 4. PEMBAHASAN Pendekatan prototyping model digunakan jika pemakai hanya mendefenisikan objektif umum dari perangkat lunak tanpa memerinci kebutuhan input, pemrosesan dan outputnya, sementara pengembang tidak begitu yakin akan efesiensi algoritma, adaptasi sistem operasi, atau bentuk antarmuka manusia mesin yang harus diambil. Cakupan aktivitas dari prototyping model terdiri dari a. Mendefinisikan objektif secara keseluruhan dan mengidentifikasi kebutuhan yang sudah diketahui. b. Melakukan perancangan secara cepat sebagai dasar untuk membuat prototype. c. Menguji coba dan mengevaluasi prototype dan kemudian melakukan penambahan dan perbaikan-perbaikan terhadap prototype yang sudah dibuat. Metodologi pengembangan perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini adalah model prototype. Model ini dibuat secara terstruktur dan memiliki beberapa tahap-tahap yang harus dilalui dalam pembuatannya namun jika tahap final dinyatakan bahwa sistem yang telah dibuat belum sempurna maka sistem dievaluasi kembali. Tahapan dalam penelitian ini yang disesuaikan dengan model yang diimplementasikan adalah sebagai berikut. Pengumpulan Kebutuhan dan Analisis Sistem Tahapan pertama yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan kebutuhan dan analisis sistem. Pada tahapan ini dilakukan identifikasi kebutuhan sistem dan garis besar dari sistem yang akan dibuat. Dalam mengembangkan sistem informasi tugas akhir ini, diperlukan biodata mahasiswa dan judul dari tugas akhir. a. Pemodelan perancangan secara cepat Tahapan selanjutnya adalah pemodelan perancangan secara cepat yang digunakan sebagai acuan yang digunakan dalam pembuatan model prototype. b. Pembentukan prototype Dalam tahap ini, dilakukan pembentukan prototype berdasarkan rancangan pemodelan yang telah dilakukan sebelumnya. c. Evaluasi prototype Pada tahapan ini, dilakukan evaluasi terhadap prototype yang disesuaikan dengan kebutuhan. Jika belum sesuai dengan kebutuhan, maka dapat melakukan tahap selanjutnya yaitu melakukan perubahan prototype. d. Perubahan prototype Tahapan ini dilakukan untuk menyempurnakan prototype yang dibangun agar menghasilkan prototype yang sesuai dengan kebutuhan. 6. Pengunaan Sistem Tahap terakhir dari metode penelitian ini adalah penggunaan sistem. Pada tahap ini sistem yang telah dievaluasi siap untuk digunakan. Dalam penelitian ini artikel literatur yang ditemukan sesuai dengan ketentuan di atas dan siap dianalisis dituliskan dalam table di bawah ini PENERAPAN METODE PROTOTYPE DALAM PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGHITUNGAN VOLUME DAN COST PENJUALAN MINUMAN BERBASIS WEBSITE Wahyu Nugraha1 , Muhamad Syarif PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN CV MITRA TANI MENGGUNAKAN METODE PROTOTYPE Hermanda Ihut Tua Simamora ANALISIS DAN DESAIN WEBSITE MONITORING KONSULTASI BIMBINGAN KARTU RENCANA STUDI KRS Putu Bagus Adidyana Anugrah Putra 1, Nova Noor Kamala Sari 2, Viktor Handrianus Pranatawijaya Rancang Bangun Sistem Informasi Arsip Surat Menggunakan Metode Prototype Masan Abdi Wicaksono 1 , Christ Rudianto*2 , Penidas Fiodinggo Tanaem*3 PENERAPAN METODE PROTOTYPE PADA PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI TUGAS AKHIR MAHASISWA Nurul Renaningtias1 , Dyah Apriliani2 Rancang Bangun Sistem Informasi Akademik Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Berbasis Website Firlo Amazon1,Widiatry2*, Viktor Handrianus Pranatawijaya IMPLEMENTASI APLIKASI ANDROID UNTUK SISTEM PENDAFTARAN DAN ANTRIAN PADA POLI COVID RSUD DORIS SYLVANUS Putu Bagus Adidyana Anugrah Putra a,1,*, Widiarty b,2, Viktor Handrianus Pranatawijaya c,3, Nova Noorkamala Sari Rancang Bangun Aplikasi Monitoring Kegiatan Menggunakan Metode Prototype Rizky Aditya1 , Viktor Handrianus Pranatawijaya2* , Putu Bagus Adidyana Anugrah Putra3 ANALISA PENGGUNAAN METODOLOGI PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK Maikel Bolung1 , Henry Ronald Karunia Tampangela 2 RANCANG BANGUN SISTEM PENJUALAN DENGAN METODE PROTOTYPE BERBASIS WEB STUDI KASUS TOKO BUNDA LAXANA Melda Lestari1 , Shumaya Resty Ramadhani2 Menurut hasil pengumpulan literatur selama 7 tahun terakhir dari 10 jurnal terdapat 1 jurnal yang diterbitkan tahun 2015, 1 jurnal pada tahun 2017, 2 jurnal pada tahun 2018, 1 jurnal pada tahun 2019, 1 jurnal yang diterbitkan pada tahun 2020 dan 44 jurnal yang di terbitkan tahun 2021 Pembahasan Hasil Hasil Analisis RQ1. Penerapan Struktur metode prototype yang di gunakan dalam pembuatan web atau aplikasi Dari hasil analisis seluruh junal memiliki informasi untuk menjawab RQ1. Berikut adalah hasil informasi yang ditemukan pada jurnal 1. Pada jurnal 1 Pada jurnal 1 ini berjudul Penerapan Metode Prototype Dalam Pernacangan Sistem Imformasi Pneghitung Volume dan Cost Penjualan Minuman Berbasis Website. Hasil Analisis RQ1. Penerapan Struktur metode prototype yang di gunakan dalam pembuatan web atau aplikasi Dari hasil analisis seluruh junal memiliki informasi untuk menjawab RQ1. Berikut adalah hasil informasi yang ditemukan pada jurnal Sebuah prototype adalah versi awal dari sistem perangkat lunak yang digunakan untuk mendemonstrasikan konsep-konsep, percobaan rancangan, dan menemukan lebih banyak masalah dan solusi yang memungkinkan. Sistem dengan model prototype memperbolehkan pengguna untuk mengetahui bagaimana sistem berjalan dengan baik. Metode prototyping yang digunakan di dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran aplikasi yang akan dibangun melalui rancangan aplikasi prototype terlebih dahulu kemudian akan dievaluasi oleh user. Aplikasi prototype yang telah dievaluasi oleh user selanjutnya akan dijadikan acuan untuk membuat aplikasi yang dijadikan produk akhir sebagai output dari penelitian ini.[1] Gambar 1 Prototyping Model oleh Khosrow-Pour Hasil Analisis RQ 2. Bagaimana Tahap penerapan metode prototype dalam pembutan web/aplikasi yaitu Hasil penerapan metode protoype ini yaitu dilakukan dengan Tahapan – Tahapan yaitu a. Menganalisa kebutuhan Rancangan aplikasi sistem informasi penghitungan volume dan cost penjualan minuman pada hotel mercure pontianak memiliki dua kebutuhan sistem, yaitu kebutuhan fungsional dan kebutuhan non fungsional, yang mana kebutuhan fungsional sistem ini terdiri atas beberapa fungsi utama yang saling berhubungan dan saling mendukung satu sama lain. b. Analisa Kebutuhan Functional Pada analaisa kebutuhan functional ini berkaitan dengan apa saja yang dapat dilakukan oleh admin, supervisor, dan cost control pada food and beverage department. c. Analisis Kebutuhan NonFuntional Kebutuhan non fungsional adalah kebutuhan yang berada di luar kebutuhan fungsional yang mana meliputi kebutuhan hardware yaitu kebutuhan akan spesifikasi hardware dan kebutuhan software yang sangat mempengaruhi berjalannya website dengan jaringan local. Adapun kebutuhan functionanya yaitu Hardwere dan Softewere. d. Tampilan Perangkat Lunak Pada bagian ini merupakan tampilan dari aplikasi yang sudah dibuat menggunakan bahasa pemrograman frontend. Hasil dari tahap implementasi ini merupakan sebuah sistem yang siap diuji dan dijalankan. Tampilan yang ada pada prangkat lunak yang di buat ini yatu terdapat Halaman Login Aplikasi, Halaman Utama/Bernda Aplikasi, Halaman Data Barang,Halaman Recip/Resep Minuman, Halaman Pengguna, Halaman Teransaksi Buat Minum, Halaman Laporan Transaksi, halaman Laporan Stok Masuk, Halaman Laporan Stok Keluar, Halaman Laporan Penggunaan Bahan, Halaman Ganti Password f=dan Backup Data. e. Rancang Basis Data Rancangan basis data dibuat untuk memberikan gambaran mengenai tabel-tabel yang akan dirancang mengunakan Logical Record Structure LRS f. Rancangan Struktur Nafigasi Dalam rancangan struktur navigasi ini terbagi menjadi tiga struktur navigasi, diantaranya struktur navigasi halaman Admin, Supervisor dan Cost Control. 2. Pada Jurnal 2 Pada jurnal 2 ini berjudul Perancangan Sistem Informasi Penjualan CV Mitra Tani Menggunakan Metode Prototype. Hasil Analisis RQ1. Penerapan Struktur metode prototype yang di gunakan dalam pembuatan web atau aplikasi Dari hasil analisis seluruh junal memiliki informasi untuk menjawab RQ1. Berikut adalah hasil informasi yang ditemukan pada jurnal Dalam pengembangan sistem, metode yang digunakan adalah prototype. Prototype merupakan salah satu model yang digunakan untuk mensimulasikan sebuah program oleh developer kepada pengguna untuk memahami program yang sesuai dengan kebutuhan pengguna tersebut Dalam penelitian ini, dilakukan pengumpulan data dengan teknik • Pengamatan yaitu dilakukan langsung melakukan pengamatan ke CV Mitra Tani untuk mencari data dan informasi yang akan digunakan serta melakukan pengamata terhadap proses yang berlangsung. • Wawancara yaitu melakukan wawancara kepada pemilik dan karyawan CV Mitra Tani untuk memperoleh informasi tentang bisnis proses di CV Mitra Tani. • Studi Literatur yaitu mencari sumber referensi dari jurnal, buku, skripsi, thesis dan disertasi yang mendukung penelitian ini Dalam sebuah penelitian dibutuhkan sebuah diagram alir yang akan menjadi panduan selama proses penelitian. Penelitian ini dimulai dari penentuan objek dan lokasi penelitian kemudian mengidentifikasi masalah, membuat rumusan dan batasan masalah agar masalah yang diteliti jelas serta tidak menyimpang dari permasalahan dan menentukan tujuan dan kegunaan penelitian agar penelitian ini berjalan dengan semestinya. Dilakukan pengumpulan data yang digunakan dalam mengolah dan menganalisa data serta menyusun rancangan penelitian dan menetapkan hasil penelitian serta membuat laporan hasil penelitian. Berikut ini merupakan diagram alir penelitian yang akan dilakukan.[2] Gambar 1 Diagram Alir Penelitian Hasil Analisis RQ 2. Bagaimana Tahap penerapan metode prototype dalam pembutan web/aplikasi yaitu Setelah dilakukan analisis maka didesain sistem yang dibangun kemudian melakukan dimplementasikan kedalam bentuk program menggunakan bahasa pemogramana PHP dan MySQL. Untuk memastikan sistem dikembangkan berdasarkan dengan kebutuhan, maka akan dilakukan testing program. Pada tahap desain maka dilakukan sebuah pemodelan sistem menggunakan Unified Model Language UML. Didalam sebuah diagram use case terdapat beberapa proses yang dapat dilakukan oleh aktor pada sebuah sistem. Oleh karena itu, use case diagram ini lebih fokus pada fungsionalitas yang terdapat dalam sistem bukan berdasarkan kejadian ataupun alur. Use case diagram akan menggambarkan hubungan diantara aktor dan sistem. Use case diagram sistem informasi penjualan CV Mitra Tani terdapat pada gambar berikut. Langkah selanjutnya yaitu tahap Implementasi Program yaitu a. Login sebagai langkah awal administrator untuk melakukan edit barang atau cara memasukkan nama dan password lalu akan masuk ke dalam halaman home dari web. b. Halaman home adalah halaman awal dari web, dimana berfungsi sebagai integrasi antara halaman satu ke halaman yang lain. c. Halaman barang bertujuan untuk agar administrator dapat memasukkan data barang, edit barang,dan stok barang. d. Halaman pengguna bertujuan untuk administror agar dapat melakukan edit data dari sipengguna seperti data admin dan kasir. e. Halaman penjualan bertujuan untuk administrator melakukan transaksi jual beli barang, dan mencetak struk pembelian. f. Halaman laporan penjualan ini bertujuan agar administrator dapat melakukan atau membuat rekapitulasi laporan penjualan.[2] 3. Pada Jurnal 3 Pada jurnal 3 ini berjudul Analisis dan Desain Website Monitoring Konsutasi Bimbingan Kartu Rencana Studi KRS Hasil Analisis RQ1. Penerapan Struktur metode Waterfall yang di gunakan dalam pembuatan web atau aplikasi Dari hasil analisis seluruh junal memiliki informasi untuk menjawab RQ1. Berikut adalah hasil informasi yang ditemukan pada jurnal Model yang digunakan merupakan suatu hasildari siklus hidup pengembangan perangkat lunakModel WaterfallRoyce, 1970 yang dibuat oleh Royce pada tahun 1970. Pada perkembangannya banyak bermunculan modifikasi-modifikasi dari model tersebut. Sehingga model yang digunakan pada penelitian ini merupakan model model Waterfallyang modifikasi. Tahapan yang dilakukan yaitu pada tahap analisis, desain, implementasi dan pengujian[3] Hasil Analisis RQ 2. Bagaimana Tahap penerapan metode Waterfall dalam pembutan web/aplikasi yaitu Tahapan Penelitian 1. Studi Pustaka dan Observasi, melakukan studi pustaka terhadap buku, jurnal ilmiah nasional dan internasional sebagai pendukung dalam penelitian. Observasi dilakukan untuk mengambil data-data untuk titik dan berapa besar radius yang diperlukan untuk menandakan suatu ruangan yang nantinya akan dijadikan area untuk mengeluarkan informasi. 2. Analisis Sistem, Pemodelan proses bisnis menggunakan Unfied Modeling LanguageUML dan Entity Relationship DiagramERD. 3. Desain Sistem, proses ini digunakan untuk membuat “blueprint” software seperti, perancangan basis data dan perancangan antarmuka interface.[3] 4. Pada Jurnal 4 Pada jurnal 4 ini berjudul Rancangan Bangun Sistem Informasi Arsip Surat Mengunakan Metode Prototype. Hasil Analisis RQ1. Penerapan Struktur metode prototype yang di gunakan dalam pembuatan web atau aplikasi Dari hasil analisis seluruh junal memiliki informasi untuk menjawab RQ1. Berikut adalah hasil informasi yang ditemukan pada jurnal Sistem informasi arsip surat ini dibangun dengan metode pengembangan sistem prototype yang memudahkan klien dan pengembang dalam menjalankan proyek karena masing-masing pihak berperan aktif dan ikut serta dalam pengembangan sistem. 1 Penggunaan metode prototype pada sistem informasi arsip surat ini diharapkan dapat mempermudah pengembang dalam merancang sistem dengan adanya feedback dari pegawai UPTD SPNF SKB Salatiga berupa pendapat dan saran tentang perancangan sistem sehingga hasilnya akan lebih optimal dan mudah disesuaikan dengan kebutuhan dari klien, 2 dapat mengatasi permasalahan tentang pengarsipan surat di UPTD SPNF SKB Salatiga dan meningkatkan efisiensi dalam pekerjaan. Hasil Analisis RQ 2. Tahap penerapan metode prototype dalam pembutan web/aplikasi yaitu Metode pengembangan perangkat lunak yang digunakan adalah metode prototype. Metode ini sesuai untuk sistem yang memerlukan banyak perubahan pada fitur-fiturnya. Metode prototype diawali dengan mengumpulkan kebutuhan klien dalam penelitian ini yaitu pegawai UPTD SPNF SKB Salatiga. Setelah kebutuhan klien terkumpul, pengembang membuat rancangan awal dari aplikasi atau prototype dari aplikasi yang berikutnya hendak dievaluasi kembali sampai menjadi aplikasi yang siap untuk dipakai. A. Communication Communication adalah tahap bertemunya pengembang dan klien mendiskusikan tentang perangkat lunak yang akan dibuat kelak. Pada tahap ini pengembang berkoordinasi dengan pihak UPTD SPNF SKB Salatiga untuk mengumpulkan informasi tentang proses pengarsipan surat pada UPTD SPNF SKB Salatiga dan informasi yang terkait dengan pengarsipan surat. Dari hasil diskusi dengan pihak UPTD SPNF SKB Salatiga menghasilkan alur pengarsipan surat, tata cara pencatatan surat ke dalam buku agenda, proses disposisi surat, pembuatan laporan surat, pemantauan surat, dan pembuatan lembar disposisi B. Quick Plan & Modelling Quick Design Setelah tahap communication, pengembang mengetahui tata cara sistem pengarsipan surat secara umum. Pengembang melakukan perancangan sistem secara cepat berdasarkan informasi yang telah diterima oleh pengembang. Use Case Diagram adalah diagram yang berguna untuk menggambarkan perilaku dari aktor pada sistem yang akan dirancang. Use Case Diagram menjelaskan sebuah relasi antara aktor dan sistem yang hendak dirancang. Use Case Diagram berguna untuk menjelaskan fungsi-fungsi dari sistem dan akses apa saja yang diberikan oleh aktor untuk memakai fungsi-fungsi tersebut. Tahap ini diawali dengan perancangan use case diagram C. Construction Contruction of Prototype Setelah dilakukan perancangan dan mengidentifikasi gambaran umum tentang perangkat lunak yang akan dibuat, pada tahap ini pengembang membuat prototype sistem informasi arsip surat. Prototype halaman beranda dinilai kurang informatif, oleh karena itu perlu ditambahkan grafik batang dan grafik lingkaran yang menampilkan statistik data surat yang didata secara bulanan dan tahunan dengan memanfaatkan library ChartJS mengambil fitur bar chart untuk menampilkan statistik sepanjang tahun dan pie chart untuk menampilkan statistik data per bulan yang berisikan data surat masuk dan surat keluar. Gambar 12 merupakan tampilan antarmuka hasil dari perubahan yang didapat dari saran pengguna dengan menampilkan jumlah surat masuk, jumlah surat keluar, jumlah bagian atau pegawai, grafik batang untuk menampilkan statistik data surat tahunan, dan grafik lingkaran untuk menampilkan statistik data surat per bulan.[4] 5. Pada Jurnal 5 Pada jurnal 5 ini berjudul Penerapan Metode Prototype Pada Pengembangan Sistem Informasi Tugas Akhir Mahasiswa. Hasil Analisis RQ1. Penerapan Struktur metode prototype yang di gunakan dalam pembuatan web atau aplikasi Dari hasil analisis seluruh junal memiliki informasi untuk menjawab RQ1. Berikut adalah hasil informasi yang ditemukan pada jurnal Dalam penyusunan tugas akhir sering kali terjadi berbagai permasalahan, salah satu contohnya adalah mahasiswa yang kurang mengetahui informasi mengenai tugas akhir seperti jadwal ujian proposal maupun sidang, informasi mengenai batas waktu revisi, syarat dalam mengikuti sidang dan lain sebagainya. Permasalahan lain yang sering terjadi adalah kesulitan dalam mencari kesamaan judul dari penelitian yang pernah dibuat sebelumnya dan kurangnya informasi mengenai perkembangan dari proses bimbingan yang dilakukan antara mahasiswa dan dosen pembimbing. Kesulitan lainnya adalah kesesuai jadwal antara dosen dan mahasiswa selama proses bimbingan. Metodologi pengembangan perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini adalah model prototype. Model ini dibuat secara terstruktur dan memiliki beberapa tahap-tahap yang harus dilalui dalam pembuatannya namun jika tahap final dinyatakan bahwa sistem yang telah dibuat belum sempurna maka sistem dievaluasi kembali. Hasil Analisis RQ 2. Tahap penerapan metode prototype dalam pembutan web/aplikasi yaitu 1. Tahapan dalam penelitian ini yang disesuaikan dengan model yang diimplementasikan adalah sebagai berikut. 2. Pengumpulan Kebutuhan dan Analisis Sistem Tahapan pertama yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan kebutuhan dan analisis sistem. Pada tahapan ini dilakukan identifikasi kebutuhan sistem dan garis besar dari sistem yang akan dibuat. Dalam mengembangkan sistem informasi tugas akhir ini, diperlukan biodata mahasiswa dan judul dari tugas akhir. 3. Pemodelan perancangan secara cepat Tahapan selanjutnya adalah pemodelan perancangan secara cepat yang digunakan sebagai acuan yang digunakan dalam pembuatan model prototype. 4. Pembentukan prototype Dalam tahap ini, dilakukan pembentukan prototype berdasarkan rancangan pemodelan yang telah dilakukan sebelumnya. 5. Evaluasi prototype Pada tahapan ini, dilakukan evaluasi terhadap prototype yang disesuaikan dengan kebutuhan. Jika belum sesuai dengan kebutuhan, maka dapat melakukan tahap selanjutnya yaitu melakukan perubahan prototype. 6. Perubahan prototype Tahapan ini dilakukan untuk menyempurnakan prototype yang dibangun agar menghasilkan prototype yang sesuai dengan kebutuhan. 7. Pengunaan Sistem Tahap terakhir dari metode penelitian ini adalah penggunaan sistem. Pada tahap ini sistem yang telah dievaluasi siap untuk digunakan. 8. Berikut ini tahapan penelitian yang mengacu pada model prototype yang ditunjukkan pada Gambar berikut.[5] Gambar 1. Tahapan pengembangan Sistem Informasi 6. Pada Jurnal 6 Pada jurnal 6 ini berjudul Rancang Bangun Sistem Manajement Budidaya Ayam Broiler Berbasis Web Menggunakan Metode Prototype. Hasil Analisis RQ1. Penerapan Struktur metode Waterfall yang di gunakan dalam pembuatan web atau aplikasi Dari hasil analisis seluruh junal memiliki informasi untuk menjawab RQ1. Berikut adalah hasil informasi yang ditemukan pada jurnal Metode yang digunakan dalam pembuatan website ini adalah metode waterfall, metode ini pertama kali dikenalkan oleh Winston Royce pada tahun 1970, metode ini dipilih karena mempunyai struktur yang lebih terarah baik itu dalam setiap perancangan maupun implementasinya sehingga dengan berbagai pertimbangan kualitas sistem yang dihasilkan akan lebih baik . Rancangan penelitian yang dibuat terdiri atas dua tahap yaitu 1 pengumpulan dan analisis data yang dilakukan dengan cara studi Pustaka dan observasi, 2 menerapkan metode waterfall yang sudah dimodifikasi dengan tahapa-tahapnya adalah analisis sistem, desain, implementasi dan pengujian[6]. Selanjutnya pada tahapan testing menggunakan metode Blackbox. Dibawah ini pada gambar 1 merupakan metode waterfall yang digunakan 7. Pada Jurnal 7 Pada jurnal 7 ini berjudul Implementasi Aplikasi Android Untuk Sistem Pendaftaran dan Antrian Pada Poli Covid RSUD Doris Syvanus Hasil Analisis RQ1. Penerapan Struktur metode Waterall yang di gunakan dalam pembuatan web atau aplikasi Dari hasil analisis seluruh junal memiliki informasi untuk menjawab RQ1. Berikut adalah hasil informasi yang ditemukan pada jurnal Penelitian ini dilakukan dengan jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Sugiarto 2015 menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang tidak diperoleh melalui prosedur perhitungan atau statistik, tahapan proses pemecahan masalah dalam penelitian ini digambarkan dengan mendeskripsikan atau menguraikan keadaan saat ini dari subjek dan objek yang diteliti . Aplikasi Pendaftaran dan Penerapan Antrian di Poli Covid RSUD Doris Sylvanus Berbasis Mobile ini adalah Model Waterfall yaitu metode pengembangan perangkat lunak yang bersifat sekuensial serta terdiri dari beberapa tahap yang saling berhubungan a. Requirements Analysis and Definition Analisis dan Definisi KebutuhanPada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi kebutuhan secara lengkap kemudian dianalisis dan didefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh aplikasi yang akan di bangun .Tahap ini akan dilakukan analisis pengguna menggunakan proses, analisis teknologi yang digunakan dan analisis informasi yang didapat. b. System and Software Design Perancangan Sistem dan Perangkat LunakPada tahap ini berguna untuk membuat desain interface aplikasi yang akan dibuat, rancangan akan disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. c. Integration and System Testing Integrasi dan Pengujian SistemUnit program/program individual diintegrasikan menjadi sebuah kesatuan sistem dan kemudian dilakukan pengujian. Dengan kata lain, pengujian ini ditujukan untuk menguji keterhubungan dari tiap-tiap fungsi perangkat lunak untuk menjamin bahwa persyaratan sistem telah terpenuhi. d. Operation and Maintenance Operasi dan PemeliharaanMengoperasikan program dilingkungannya sesuai dengan kebutuhan user dan melakukan maintenance. Biasanya fase ini merupakan siklus yang paling lama. Sistem diinstal dan dipakai. Pemeliharaan mencakup koreksi dan berbagai error yang tidak ditemukan pada tahap-tahap sebelumnnya, perbaikan atas implementasi unit sistem dan pengembangan pelayanan system[7]. 8. Pada Jurnal 8 Pada jurnal 8 ini berjudul Rancangan Bangun Aplikasi Monitoring Kegiatan Menggunakan Prototype Hasil Analisis RQ1. Penerapan Struktur metode prototype yang di gunakan dalam pembuatan web atau aplikasi Dari hasil analisis seluruh junal memiliki informasi untuk menjawab RQ1. Berikut adalah hasil informasi yang ditemukan pada jurnal Adapun metode yang digunakan pada pembuatan program ini adalah Prototype, dimana terdapat lima tahapan yang harus dikerjakan pada metode Prototype dalam “Rancang Bangun Aplikasi Monitoring Kegiatan”. Menurut Pressman 201250, dalam melakukan perancangan sistem yang akan dikembangkan dapat menggunakan metode prototype. Prototype bukanlah sesuatu yang lengkap, tetapi sesuatu yang harus di evaluasi dan di modifikasi kembali [6]. Berikut merupakan langkah-langkah atau tahapan dalam metode prototype a. Communication atau komunikasi dan pengumpulan data awal, yaitu analisis terhadap kebutuhan pengguna. b. Quick plan, yaitu tahapan perencanaan kebutuhani. c. Modelling Quick Design, tahapan pembuatan design. d. Pembentukan prototype, yaitu pembuatan perangkat prototype termasuk pengujian dan penyempurnaan. e. Deployement Delivery & Feddback, yaitu mengevaluasi prototype dan memperhalus analisis terhadap kebutuhan pengguna. Perbaikan prototype, yaitu pembuatan tipe yang sebenernya berdasarkan hasil dari evaluasi prototype dan selanjutnya produksi akhir, yaitu memproduksi perangkat secara benar sehingga dapat digunakan oleh pengguna. Hasil Analisis RQ 2. Tahap penerapan metode prototype dalam pembutan web/aplikasi yaitu Tahap ini dilakukan berdasarkan Prototype. Pada bagian perencanaan sistem ini dijelaskan tahap awal, yaitu Communication, Quick plan, Modelling Quick Design, pembentukan Prototype dan Deployement Delivery & Feddback yang didalamnya akan dimuat tentang bagaimana konsep, perencanaan, analisa serta perancangan apa saja yang dibutuhkan oleh sistem yang akan dibangun. 1 Communication Communication atau komunikasi adalah bagaimana memperoleh informasi bagi pengembang terhadap pengguna mengenai apa yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Sebelum melakukan penelitian telah memiliki dugaan berdasarkan teori yang gunakan, dugaan tersebut disebut dengan hipotesis. Untuk membuktikan hipotesis secara empiris dibutuhkan pengumpulan data untuk diteliti secara lebih mendalam. 2 Quick Plan Quick Plan adalah perencanaan awal mengenai kebutuhan penelitian dengan melakukan analisa. Dalam tahapan analisa ini, akan menguraikan analisis kebutuhan sistem yang meliputi analisis teknologi dan analisis pengguna. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi atau menganalisis kebutuhan dalam merancang aplikasi tersebut. Langkah ini akan menentukan spesifikasi masukan input yang diperlukan sistem, keluaran output yang akan dihasilkan sistem dan proses yang dibutuhkan untuk mengolah masukan sehingga menghasilkan keluaran yang diinginkan. 3 Modelling Quick Design Modelling Quick Design adalah perancangan mengenai alur kerja aplikasi yang akan dibuat dan juga rancangan aktor – aktor, serta proses – proses yang akan berinteraksi pada aplikasi tersebut dengan menggunakan Unified Modeling Language UML untuk aplikasi android. 4 Use Case Diagram Use case diagram menggambarkan fungsionalitas proses yang di harapkan terjadi dari sebuah sistem. Use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Diagram use case digunakan untuk menggambarkan user yang menggunakan sistem dan perilaku user terhadap aplikasi 5 Activity Diagram Activity Diagram berfungsi untuk memodelkan alur kerja workflow sebuah proses dan aktivitas dalam suatu proses Activity Diagram juga digunakan untuk mendefinisikan atau mengelompokan aluran tampilan dari sistem. 6 Sequence Diagram Sequence Diagram akan menggambarkan interaksi objek yang diatur dalam urutan waktu. 7 Class Diagram Class Diagram merupakan diagram yang digunakan untuk menampilkan beberapa kelas yang ada dalam sistem. 8 Pembentukan Prototype Setelah analisis dan desain maka dilakukan Pembentukan Prototype berupa implementasi rancangan prototype dalam bentuk penulisan program, selanjutnya aplikasi yang telah dibuat akan dilakukan pengujian unit. Metode pengujian unit yang digunakan pada pembuatan aplikasi ini adalah Metode Blackbox[8] 9. Pada Jurnal 9 Pada jurnal 9 ini berjudul Analisis Penggunaan Merodologi Pengembangan Perangkat Lunak. Hasil Analisis RQ1. Penerapan Struktur metode prototype yang di gunakan dalam pembuatan web atau aplikasi Dari hasil analisis seluruh junal memiliki informasi untuk menjawab RQ1. Berikut adalah hasil informasi yang ditemukan pada jurnal Pendekatan prototyping model digunakan jika pemakai hanya mendefenisikan objektif umum dari perangkat lunak tanpa memerinci kebutuhan input, pemrosesan dan outputnya, sementara pengembang tidak begitu yakin akan efesiensi algoritma, adaptasi sistem operasi, atau bentuk antarmuka manusiamesin yang harus diambil. Cakupan aktivitas dari prototyping model terdiri dari a. Mendefinisikan objektif secara keseluruhan dan mengidentifikasi kebutuhan yang sudah diketahui. b. Melakukan perancangan secara cepat sebagai dasar untuk membuat prototype. c. Menguji coba dan mengevaluasi prototype dan kemudian melakukan penambahan dan perbaikan-perbaikan terhadap prototype yang sudah dibuat. 1 Throw away Prototyping Model Gambar 6. Throw away Prototyping Model Hasil Analisis RQ 2. Tahap penerapan metode prototype dalam pembutan web/aplikasi yaitu Metodologi ini mirip dengan metodologi berdasarkan prototyping. Perbedaan utama adalah bahwa lembaran prototipe selesai selama titik yang berbeda dalam SDLC. Fokus pembangunan adalah untuk menguji fitur yang tidak dipahami dengan menganalisis, merancang, dan membangun prototipe desain. Prototipe desain merupakan bagian dari sistem yang perlu perbaikan tambahan, dan itu hanya cukup rinci untuk memungkinkan pengguna untuk memahami isu-isu yang sedang dipertimbangkan. Setelah masalah diselesaikan, proyek bergerak ke dalam desain dan implementasi. Pada titik ini, desain prototipe dibuang, yang merupakan perbedaan penting antara Threwaway Prototyping dan Prototyping, di mana prototipe berkembang menjadi sistem final. Pendekatan ini menghasilkan lebih stabil dan dapat diandalkan sistem. 10. Pada Jurnal 10 Pada jurnal 10 ini berjudul Rancangan Banguanan Sistem Penjualan Dengan Metode Prototoype Berbasisi Wen Studi Kasus Toko Bunda Laxana Hasil Analisis RQ1. Penerapan Struktur metode prototype yang di gunakan dalam pembuatan web atau aplikasi Dari hasil analisis seluruh junal memiliki informasi untuk menjawab RQ1. Berikut adalah hasil informasi yang ditemukan pada jurnal Pada tahapan ini menggunakan metode prototype, maka tahapan yang dilakukan akan berkelanjutan sampai mendapatkan hasil yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. metode prototype Menurut Ogedebe, 2012, metode prototype diawali dengan pengumpulan kebutuhan, yang melibatkan pengembang dan pengguna sistem untuk menentukan tujuan, fungsi dan kebutuhan operasional sistem. Adapun tahap-tahap prtotype adalah sebagai berikut pengumpulan kebutuhan, membangun prototype, evaluasi prototype.[9] Hasil Analisis RQ 2. Tahap penerapan metode prototype dalam pembutan web/aplikasi yaitu Implementasi Metodologi Prototyping Pembangunan sistem penjualan ini selesai dalam 2 iterasi. Implementasi metodologi prototype 1 pada sistem berawal dari proses wawancara pada tanggal 25 Desember kemudian dilakukan perancangan dan di evaluasi kepada pihak toko pada tanggal 15 Februari 2021. Dari hasil evaluasi terdapat beberapa revisi dari pihak toko dan langsung dilakukan perbaikan pada iterasi 2. Implementasi prototype 2 terdapat perbuahan yaitu pada menginputkan transaksi penjualan saat memilih kode barang maka nama barang ter create secara otomatis untuk menghindari pengetikan oleh karyawan toko. Proses tersebuh membutuhkan waktu 3 hari untuk proses perbaikan. Kemudian di evaluasi Kembali pada tanggal 10 juli. Hasil dari evaluasi prototype 2 pengembang dan pihak toko sepakat tidak ada perubahan lagi pada sistem yang telah dibangun[10]. 5. KESIMPULAN Dari Analisis Studi Literatur yang dilakukan untuk mengetahui penerapan merode prototype dalam pembuatan sebuah aplikasi atau website dapat di ambil kesimpulan bahwa penggunaan metode prototype ini dapat dibuat secara terstruktur dan memiliki beberapa tahap-tahap yang harus dilalui dalam pembuatannya namun jika tahap final dinyatakan bahwa sistem yang telah dibuat belum sempurna maka sistem dievaluasi kembali. metode prototype merupakan salah satu metode pengembangan aplikasi dengan menawarkan sebuah prototype kepada calon user aplikasi dan mengevaluasi prototype sebelum dilakukan pengkodean. Dalam penggunaan metode ini, calon user juga ikut berperan dalam proses pembuatan aplikasi. Terdapat beberapa tahapan atau alur untuk menggunakan sebuah metode protottype ini yaitu Requirement Analysis dan Requirement Definition, User Interface Prototyping, rchitecture and Component Design dan Architecture and Component Prototyping, mplementation dan System Test. Selain penggunaan metode prototype terdapat sebuah metode yang sering di gunakan juga yaitu metode waterfall. Waterfall merupakan salah satu metode dalam SDLC yang mempunyai ciri khas pengerjaan yaitu setiap fase dalam waterfall harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke fase selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA [1] W. Nugraha and M. Syarif, “PENERAPAN METODE PROTOTYPE DALAM PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGHITUNGAN VOLUME DAN COST PENJUALAN MINUMAN BERBASIS WEBSITE,” 2018. [2] H. I. T. Simamora, “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN CV MITRA TANI MENGGUNAKAN METODE PROTOTYPE,” JURTEKSI Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi, vol. 6, no. 2, pp. 173–178, Apr. 2020, doi [3] P. Bagus, A. A. Putra, N. Noor, K. Sari, and H. Pranatawijaya, “ANALISIS DAN DESAIN WEBSITE MONITORING KONSULTASI BIMBINGAN KARTU RENCANA STUDI KRS.” [4] M. A. Wicaksono, C. Rudianto, and P. F. Tanaem, “Rancang Bangun Sistem Informasi Arsip Surat Menggunakan Metode Prototype,” Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi, vol. 7, no. 2, Aug. 2021, doi [5] N. Renaningtias and D. Apriliani, “PENERAPAN METODE PROTOTYPE PADA PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI TUGAS AKHIR MAHASISWA,” 2021. [Online]. Available [6] F. Amazon, V. Handrianus Pranatawijaya, J. Hendrik Timang, K. Palangka Raya, and K. Tengah, “Rancang Bangun Sistem Informasi Akademik Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Berbasis Website,” 2021. [7] P. Bagus Adidyana Anugrah Putra, V. Handrianus Pranatawijaya, and N. Noorkamala Sari, “Mobile Android Queue Covid19 Application Registration and Application of Queues at the Mobile,” vol. 16, no. 1, 2022, doi [8] R. Aditya, V. Handrianus Pranatawijaya, P. Bagus Adidyana Anugrah Putra, J. Hendrik Timang, K. Palangkaraya, and K. Tengah, “Rancang Bangun Aplikasi Monitoring Kegiatan Menggunakan Metode Prototype,” 2021. [9] M. Lestari and S. R. Ramadhani, “RANCANG BANGUN SISTEM PENJUALAN DENGAN METODE PROTOTYPE BERBASIS WEB STUDI KASUS TOKO BUNDA LAXANA.” [10] Y. Wahyudin, D. N. Rahayu, S. Rosma, and D. Nur, “ANALISIS METODE PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI BERBASIS WEBSITE A LITERATUR REVIEW”. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Abdi WicaksonoChrist RudiantoPenidas Fiodinggo TanaemLetters archiving is the process of receiving, collecting, maintaining letters in a structured manner by an agency, however, the process of filing letters at the Unit Pelaksana Teknis Daerah UPTD Satuan Pendidikan Non Formal SPNF Sanggar Kegiatan Belajar SKB Salatiga still has problems such as recording letter archive data that still uses a letter agenda book which sometimes occurs errors in recording, archival document storage which is physically stored on a mailing cabinet which is prone to being lost, scattered, or damaged and the large number of existing documents causes employees to need extra time and effort to look for them. With the Letter Archive Information System designed using the prototype method, it allows employees to take part in the design of this system by providing opinions and suggestions on system design so that the results will be more optimal, maximum and can be a solution to the problems that exist in the Unit Pelaksana Teknis Daerah UPTD Satuan Pendidikan Non Formal SPNF Sanggar Kegiatan Belajar SKB Bangun Sistem Informasi Akademik Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Berbasis WebsiteF AmazonV PranatawijayaJ Hendrik TimangK Palangka RayaK TengahF. Amazon, V. Handrianus Pranatawijaya, J. Hendrik Timang, K. Palangka Raya, and K. Tengah, "Rancang Bangun Sistem Informasi Akademik Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Berbasis Website," Android Queue Covid19 Application Registration and Application of Queues at the MobileP Bagus Adidyana Anugrah PutraV Handrianus PranatawijayaN. Noorkamala SariP. Bagus Adidyana Anugrah Putra, V. Handrianus Pranatawijaya, and N. Noorkamala Sari, "Mobile Android Queue Covid19 Application Registration and Application of Queues at the Mobile," vol. 16, no. 1, 2022, doi Bangun Aplikasi Monitoring Kegiatan Menggunakan Metode PrototypeR AdityaV PranatawijayaP Bagus Adidyana Anugrah PutraJ Hendrik TimangK PalangkarayaK TengahR. Aditya, V. Handrianus Pranatawijaya, P. Bagus Adidyana Anugrah Putra, J. Hendrik Timang, K. Palangkaraya, and K. Tengah, "Rancang Bangun Aplikasi Monitoring Kegiatan Menggunakan Metode Prototype," 2021.

pembuatan prototype suatu sistem merupakan implementasi dari konsep